Prof. Aktsar Roskiana Ahmad Resmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UMI


Prof. apt. Aktsar Roskiana Ahmad, Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia (UMI) dalam sebuah upacara yang berlangsung khidmat di Auditorium Al-Jibra UMI pada Kamis (6/2/2025). 

UJARAN.CO.ID, Makassar – Prof. apt. Aktsar Roskiana Ahmad, Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia (UMI) dalam sebuah upacara yang berlangsung khidmat di Auditorium Al-Jibra UMI pada Kamis (6/2/2025). Pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan akademiknya yang penuh dedikasi, serta memberikan kontribusi besar terhadap dunia pendidikan dan penelitian farmasi di Indonesia.


Pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari kontribusi besar Prof. Erna, sapaan akrabnya, di bidang farmakognosi, yang mencakup penelitian terkait sediaan kapsul nanopartikel ekstrak etanol biji mahoni yang dikenal sebagai obat potensial untuk penyakit diabetes. Ia juga dikenal sebagai pemilik paten atas Swietenia mahagoni (L.) Jacq., sebuah temuan yang diakui dunia akademik. “Sediaan kapsul nanopartikel ekstrak etanol biji mahoni memiliki potensi besar sebagai antidiabetes, dan saya bangga bisa berkontribusi dalam bidang farmakognosi melalui temuan ini,” ujarnya.


Dalam pidatonya, Prof. Aktsar mengungkapkan bahwa pencapaiannya sebagai Guru Besar adalah hasil dari perjalanan panjang selama 23 tahun. Sejak memulai pendidikannya pada tahun 2001 hingga mendapatkan gelar Profesor pada 2024, ia melewati berbagai jenjang akademik yang menguji ketekunan dan dedikasinya. “Menjadi profesor adalah perjalanan panjang yang membutuhkan dedikasi, kerja keras, dan kesabaran,” ujarnya.


Selain itu, Prof. Aktsar juga menekankan pentingnya sinergitas dan kolaborasi dalam dunia keilmuan. “Ilmu yang dimiliki seorang akademisi tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi harus bermanfaat bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, penelitian, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat harus menjadi pilar utama dalam dunia akademik,” ujarnya.


Sebagai akademisi yang telah meraih penghargaan internasional, termasuk Beasiswa ASEAN di Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand, Prof. Aktsar juga membagikan pengalaman berharga dalam menjalani pendidikan di luar negeri. “Saya ingin membuktikan bahwa potensi lokal bisa bersaing di tingkat internasional dengan dedikasi yang tinggi,” ujar Prof. Aktsar, yang juga menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda.


Prof. Aktsar, yang juga aktif dalam penelitian terkait produk alami dan obat herbal, telah mengabdikan dirinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat memberi manfaat langsung bagi masyarakat, salah satunya melalui pengembangan produk herbal untuk diabetes. Penelitiannya berfokus pada studi bahan-bahan alami yang dapat digunakan dalam pengobatan tradisional.


Kedepannya, Prof. Aktsar berharap agar ekosistem keilmuan di Indonesia terus berkembang dengan lebih terbuka dan kolaboratif. Ia menyarankan bahwa aksesibilitas dalam dunia akademik perlu dijaga dan diperluas agar bisa melahirkan lebih banyak peneliti dan akademisi yang berkontribusi bagi kemajuan bangsa. “Ilmu harus berkembang dan diwariskan, serta diakses oleh banyak pihak,” tegasnya.


Prof. Aktsar juga mengajak para akademisi muda untuk terus berinovasi dan tidak takut menghadapi tantangan dalam dunia penelitian. “Penelitian adalah bagian dari pengabdian kepada masyarakat, yang harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab dan komitmen,” ujarnya.


Dengan pencapaian ini, Fakultas Farmasi UMI kini semakin dikenal sebagai pusat pendidikan farmasi terkemuka di Indonesia, yang menghasilkan lulusan yang tidak hanya berkompeten dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan aktif dalam pengembangan obat-obatan herbal dan keilmuan farmasi secara lebih luas.

0 Comments