Isu Munaslub Golkar, Elite Golkar Sulsel: Airlangga Harus Legowo Mundur

UJARAN.MAKASSAR - Isu Musyawarah Nasional Luar biasa (Munaslub) Partai Golkar yang belakangan ini bergulir kencang dan berdampak hingga ke tingkatan pengurus Provinsi dan kota. 

Dalam isu Munaslub itu ada 2 nama besar yang digadang-gadang mampu menggantikan Airlangga Hartanto sebagai Ketum Golkar, kedua nama tersebut antara lain Luhut Binsar Panjaitan dan Bahlil Lahadalia.

Wakil Ketua Bidang Hukum DPD I Partai Golkar Sulsel Syahrir Cakkari mengatakan ada beberapa kriteria yang bisa menjadi alasan kuat di gelarnya Munaslub Golkar, seperti gagalnya Airlangga menjalankan mandat Rapimnas agar Golkar mencalonkan tokohnya sebagai capres dan kurangnya konsolidasi partai.

"Saya kira gagalnya Pak Airlangga menjalankan amanat Rapimnas agar bisa maju menjadi capres menjadi alasan kuat dalam munaslub, selain itu semenjak kepemimpinan pak Airlangga konsolidasi partai hingga tingkat bawah juga sangat kurang yang nanti nya pasti akan berimbas pada menurunnya suara partai." Kata Syahrir 

"Pak Airlangga harus berani keluar membungkuk minta maaf pada kader dan mundur dan itu bukti bahwa beliau adalah kesatria," tambahnya

Lanjut, ia juga mengatakan Munaslub merupakan jalan terbaik buat Golkar kedepannya karena di harapkan oleh kader akan ada pemimpin yang bisa membuat para kader kembali solid memenangkan partai Golkar.

"Harapan saya siapapun yang terpilih nantinya menjadi ketua umum dapat menyatukan kader memperkuat konsolidasi partai untuk menghadapi pemilu 2024 mendatang," lanjutnya

Sementara itu Pengamat politik Profetik Institute Muh Asratillah menilai ada tiga isu utama dalam bola panas munaslub partai Golkar, ketiga isu tersebut antara lain menurutnya, Ketua Umum Golkar Airlangga tengah di sibukkan oleh kasus hukum yang melibatkan dirinya serta gagalnya ketum masuk dalam pusaran capres dan cawapres 2024.

"Saya kira bola panas Munaslub Golkar akan terus di gelindingkan mengingat ketum saat ini tengah sibuk dengan adanya kasus hukum, gagal menjadi capres atau cawapres serta adanya internal DPP yang terlihat dekat Anies Baswedan, jadi ada alasan bagi orang yang ingin pergantian ketua umum." Tutur Asratillah, Selasa (25/07).

Selain itu menurut Asrat, isu Munaslub tersebut juga berdampak signifikan pada Tingkatan DPD 1 dan 2 yang merupakan loyalis dari ketua umum airlangga.

"Isu itu (Munaslub) terus bergelinding hingga ke tingkatan DPD 1, jadi adami yang mulai ketar ketir kalau benar munaslub akan terjadi." Katanya 

"Dan juga, khusus untuk sulsel sendiri, Asrat menilai isi munaslub nantinya juga membuka peluang adanya musdalub sehingga tidak tertutup kemungkinan ada nya pergantian juga untuk tingkatan ketua DPD 1 atau 2," tambahnya 

Lanjut, Asratillah juga mengatakan untuk sulsel ada dua faksi besar yang di nilai mungkin bisa bermain dalam isu munaslub atau pun musdalub kedepannya, yakni faksi Nurdin Halid dan faksi Erwin Aksa. 

"Dua Faksi besar mungkin akan bermain di sulsel tetapi mereka menunggu bola munaslub terlebih dahulu, jadi sebaiknya pak TP harus lebih rajin turun berkonsolidasi lah pada pengurus kabupaten kota untuk menguatkan posisinya," pungkasnya. (Red)

0 Comments