Harga Sawit "Tengkurap" Dibawah Rp 700/Kg, Petani Menjerit

UJARAN.MAKASSAR – Jatuhnya harga beli kelapa sawit di sejumlah daerah membuat para pemilik lahan dan petani sawit menjadi bingung, anjloknya harga beli pabrik tersebut dianggap merugikan, karena tidak sebanding dengan modal yang telah di keluarkan terlebih harga pupuk kelapa sawit yang masih tinggi dipasaran.

Ade Rizki (30) salah seorang petani kelapa sawit di Kabupaten Bangka Provinsi Babel menuturkan sebelum anjloknya harga beli pabrik sawit, dirinya bisa mengantongi hingga Rp 1 juta per ton nya, namun kini ia hanya mampu mendapatkan Rp 500 ribu per ton, hasil tersebut menurutnya merugikan karena modal yang di keluarkan jauh diatas nya.

” Minggu lalu kami panen 3 ton cuman dapat Rp 1,5 juta belum di potong gaji pekerja, pupuk dan lain-lain, jelas kami merugi.” Keluh Ade, Minggu (10/07/22)

Lanjut, ia meminta pada pemerintah pusat segera mencarikan solusi agar harga kelapa sawit kembali naik di atas Rp 1000/kg. Karena kelapa sawit merupakan salah satu Komoditi yang cukup di perlukan, sehingga gairah para petaninya harus tetap terjaga dengan harga yang menguntungkan.

“Presiden melalui Mendag harus cepat mengambil tindakan supaya gairah petani sawit tetap terjaga dan harga kembali naik.” Pintanya

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta pabrik pengolahan sawit untuk membeli sawit dari petani minimal Rp1.600 per kilogram guna menjaga stabilitas harga sawit di tingkat petani.

“Jadi kita bersama-sama telah mendengar keluhan petani sawit di Lampung karena harga tandan buah segar milik mereka harga jualnya rendah,” ujar Zulkifli Hasan, di Lampung Tengah, Sabtu (09/07/22)

Ia mengatakan, untuk mengatasi persoalan itu, ia mengimbau pabrik pengolahan sawit ataupun pabrik crude palm oil (CPO) dapat membeli sawit petani minimal Rp1.600 per kilogram.

“Kita minta pabrik pengolahan agar membeli paling murah Rp1.600 per kilogram, tadi memang telah dilihat masih ada pabrik yang membeli Rp1.300 per kilogram,” katanya. (AS/Antara)

0 Comments