Kadaluwarsa, Mampukah Pj Bupati Tuntaskan “Sappiareng” Turungan Baji ?

Kondisi Jalan Turungan Baji, Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai

Oleh; Nurhidayatullah B. Cottong - Pemuda Desa Turungan Baji 

"Jika mampu, tentu Pj Bupati Fahsul Falah akan jadi pahlawan mendekati Andi Rudianto dan Melampaui Andi Seto Jauh Dari Sabirin - NBC"

“Kadaluwarsa” mungkin kata yang paling tepat menggambarkan pembangunan Jalan Sappiareng, Poros Laiya-Arabika yang menghubungkan Kecamatan Bulupoddo dan Kecamatan Sinjai Barat terakhir dibenahi Pemerintah dijaman Andi Rudianto Asapa, Bupati Periode 2003-2013 silam. Sekira sejak tahun 2006 silam atau sekitar hampir dua dekade terakhir.

Periode Sabirin Yahya, 2013-2018 tak dilirik sedikitpun. Meski dilirik, hanya terlihat pencitraan. Tidak ada upaya serius menangani kerusakan jalan Sappiareng. Lalu Pada pilkada 2018 kandidat terpilih Calon Bupati Pasangan Andi Seto Gadhista Asapa - Andi Kartini Ottong menjanjikan perbaikan pada Program 100 hari kerja. Dimana ia mulai bekerja, masyarakat menanti hingga ke hari 100 pun tak menuai hasil. Tuntutan demi tuntutan kemudian muncul dari tokoh pemuda dan masyarakat setempat.

Lalu ditahun 2019, muncul pembangunan yang mengalihkan Jalan Sappiareng ke Jalan Balabbara sebagai jalan poros. Tentu isu itu ditolak mentah-mentah masyarakat sebab jalan yang dibangun tidak melewati rumah mereka. Apa gunanya punya jalan tapi tidak dinikmati, sama halnya jalan di Kota Mulus tapi orang desa hanya sesekali menapakkan kaki disana. Itulah kenapa muncul gerakan penolakan dari masyarakat setempat agar jalan yang telah dirintis periode bapak Andi Seto, yaitu Andi Rudianto bisa tetap digunakan sesuai harapan masyarakat.

Tak terhitung, berapa kali warga memasukkan aspirasi melalui stakeholder, melalui Pemerintah Desa lewat Musrembang hampir tiap tahun menjadi usulan prioritas Desa Turungan Baji. Hal itu disampaikan Kepala Desa Turungan Baji, Sabri bahwa pembangunan Jalan Sappiareng adalah prioritas yang selalu diusulkan ke Kecamatan lalu ke Kabupaten untuk dibenahi. Jalan Turungan Baji, kecamatan Sinjai Barat, kabupaten Sinjai, semakin rusak parah. Senin, (29/4/2019). Dimana pada saat itu pantauan media, jalan tersebut nampak seperti sungai di musim hujan ini. Demikian kira-kira tulisan dalam media tersebut.

Kembali ke kondisi Jalan Poros Sappiareng. Pada April 2019, tahun pertama Seto-Kartini menjabat keluhan tak pernah berhenti.

“Sekarang sudah Pemilu lagi, tapi kondisi jalan poros di Turungan Baji semakin parah,” tegas Amiruddin, salah satu toko masyarakat desa Turungan Baji. Senin, (29/4/2019).

Bahkan, jalan tersebut merupakan akses paling dekat dan satu-satunya bagi warga Desa Bana, Kabupaten Bone menuju Desa Terasa dan Desa Turungan Baji Kabupaten Sinjai. Juga penghubung utama Kecamatan Bulupoddo dengan Kecamatan Sinjai Barat.

Coba bayangkan, untuk sampai diKabupaten Bone melalui akses tersebut cukup 15 Menit. Dari Sinjai Barat ke Sinjai Kota melalui Jalan Sappiareng Cukup 45 menit. Dibandingkan dengan harus melewati akses lain seperti Sinjai Tengah yang membutuhkan sekitar 3 jam perjalanan untuk sampai di Kota Sinjai dan 3 Jam lebih ke Kabupaten Bone. Artinya ada perbandingan durasi tempuh perjalanan 10/100. Dalam level priority tentu tidak ditanyakan lagi.

Masyarakat dan Pemuda setempat berulang kali menyampaikan aspirasinya, baik turun langsung ke lapangan, ke kantor kantor pejabat berwenang, melalui media massa. Tercatat beberapa kali turun aksi, berjilid-jilid untuk menuntut janji bupati dan wakil bupati.

Puncaknya. Tepat, selasa (2/7/2019) masyarakat intens menagih janji Seto-Kartini. Dikutip dari sinjai.info. Waki Bupati Sinjai, mengeaskan bahwa "masalah jalan di Turungan Baji, telah dimasukkan dalam DAK tahun 2019 namun yang menjadi permasalahan adalah anggaran dua ratus miliar yang belum cair hingga saat ini (soal utang), dan yang terakhir masalah islamic center juga telah dianggarkan,” terangnya.

Kepada pengunjuk rasa, Andi Kartini Ottong sebagai mantan Wakil Ketua DPRD Sinjai yang paham soal penganggaran tentunya, menjamin bahwa pembangunan jalan di Turungan Baji akan direalisasikan. Ia siap mundur sebagai Wakil Bupati jika tidak mampu merealisasikan janji politik tersebut. Namun, apa yang terjadi? Bukan mundur karena malu terhadap janji, tapi mundur karena diberhentikan oleh masa jabatan yang habis. Tepatnya kemarin, 25 September 2023. Lalu bagaimana Sappiareng? Sungguh malang nasibmu hingga kini.

Dua tahun Kemudian, Tepat Tahun 2021. Jalan Poros menuju Sappiareng sebagian dikerjakan. Sekali lagi, jalan menuju Sappiareng alias bukan Jalan Sappiareng. Tepat memasuki area Sappiareng jalan tersebut belum ada perubahan perbaikan sejak Tahun 2006 hingga kini. Kalau berubah, yang ada berubah karena rusak, setiap tahun cukup terlihat. Bahkan, saat ini roda empat bisa dikata mustahil melewati jalan tersebut. 

Artinya, Sappiareng yang panjangnya sekitar 1,8 KM masih berharap bakal di poles oleh siapa. Apakah Pj Bupati Fahsul Falah? atau juga tidak cukup mampu menyelesaikan jalan yang hanya 1800 Meter itu. Menarik untuk dinantikan seperti apa jiwa perbaikan Putra Aceh itu.

Jika, mampu. itulah alasan saya diawal menyebut TR Fahsul Falah Mendekati Rudianto, Melebihi Seto Jauh dari Sabirin.


*Penulis adalah pemuda asli Turungan Baji yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Sinjai Muda dan Fraksi Muda Indonesia

0 Comments