Ssssttt… Harga BBM Mau Naik, Pengamat: Rakyat Makin Susah

UJARAN.MAKASSAR – Rencana pemerintah yang ingin menaikkan kembali harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendapat respon beragam dari sejumlah kalangan.Terlebih sekarang ini masyarakat tengah bangkit dari keterpurukan ekonomi pasca pandemi virus corona.

Kebijakan menaikkan harga BBM saat ini dinilai bukan sebagai langkah baik dalam pemulihan ekonomi pasca tsunami pandemi.

Pengamat ekonomi Nitro Makassar Rosnaini Daga mengatakan naiknya harga BBM akan memicu terjadinya inflasi karena secara otomatis berimbas pada kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat.

“Kalau benar itu (harga BBM) naik pasti akan terjadi inflasi karena harga kebutuhan lainnya ikut naik karena pemicunya ada pada BBM.” Ucap Direktur Pasca Sarjana Nitro Makassar ini, Kamis (28/07/22)

Selain memicu terjadinya inflasi, rakyat akan makin susah dengan naiknya harga BBM apalagi menurut Rosnaini sekarang masa tahun ajaran baru sekolah yang membuat pengeluaran rumah tangga semakin membengkak.

“Otomatis rakyat makin susah karena harga serba naik, dan sekarang kan anak sekolah baru masuk jadi banyak biaya yang di keluarkan oleh para orang tua.” Tegasnya.

Terpisah, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan kenaikan tidak bisa lagi ditunda terlalu lama. Kenaikan harga minyak mentah dunia sudah pada level yang sangat tinggi.

“Saat ini harga energi memang pada tingkat yang sangat tinggi sebagai dampak kondisi geopolitik global. Setelah 5 tahun tidak ada penyesuaian, maka dari dampak tingginya harga minyak dunia tersebut, harga BBM akan dilakukan penyesuaian secara bertahap,” kata Irto dikutip dari Kompas,Rabu

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Arifin mengatakan, saat ini revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM) tengah dilakukan.

Beleid tersebut ditargetkan akan rampung pada Agustus tahun ini. Dengan berlakunya Perpres tersebut, nantinya penerima BBM bersubsidi atau BBM penugasan jenis Solar dan Pertalite akan lebih tepat sasaran kepada masyarakat.

“Insya Allah (Agustus), kita harus kerja cepat ini. Item-item-nya sudah ada,” kata Arifin Tasrif.

Arifin mengatakan, saat ini besaran subsidi BBM yang diberikan dengan asumsi harga minyak mentah dunia di level 100 dollar AS per barrel. Dia bilang, jika harga minyak mencapai 200 dollar AS per barrel, bisa menjadi skenario terburuk, dan berdampak pada pembengkakan anggaran pemerintah dalam hal subsidi BBM.

“Kita waktu itu, proyeksikan di 100 dollar AS per barrel asumsinya (normalnya). Kalau nanti harga minyak mentahnya naik, kita ada skenario terburuk bisa di 200 dollar AS per barrel, ya kalikan saja dengan 2, gampang-gampangannya,” kata Arifin.(AS/Kompas)

0 Comments