Tiba-tiba Diberi Amanah oleh Pendiri Ponpes, Halim Amsur Kaget

Foto Abd. Halim Amsur

UJARAN.SINJAI – Abd. Halim Amsur mengaku kaget saat diminta langsung oleh pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Syi’ar Islam, Ustadz H. M. Yahya Abdullah untuk memberikan motivasi kepada santri (juniornya) usai shalat maghrib Di Pondok Pesantren Syi’ar Islam, Kecamatan Sinjai Timur, Senin (05/07/21).


Sebelum Abd. Halim Amsur menyampaikan motivasinya, Ustadz Jalil terlebih dahulu dipersilahkan untuk membuka pertemuan tersebut.

Dihadapan santri, Ustadz Jalil menyampaikan bahwa apa yang sering ia sampaikan sama dengan yang sering ia sampaikan pada santri-santri senir Ponpes Syi’ar Islam.

“Apa saya sering saya sampaikan kepada kalian sama halnya ke senior kalian seperti Halim dkk dimasanya. Sukses perjalanan 1.000 langkah maju sangat menentukan oleh 1 langkah finish, artinya butuh kesabaran dalam menjalani sebuah perjuangan,” ujarnya.

Sementara itu, Halim memulai materinya dengan mengutip pepatah.


“Orang malas belajar atau tidak mau menderita diibaratkan bahwa ia akan sukses jika burung bangau berubah warna dari putih menjadi hitam, yang berarti bahwa sukses itu tidak instan justru butuh proses panjang bahkan harus berdarah-darah,” tuturnya.


Selain itu, ia juga menyampaikan sedikit pengalamannya saat ia duduk di bangku kelas 3 (tiga) Alyah Ponpes Syi’ar Islam.


“Saya bukan mengajari kalian untuk telat masuk sekolah (formal), tapi waktu saya kelas 3 Aliyah, saya berdua bersama dengan adik kelas, setiap usai Ustadz Yahya mengajar subuh saya ikuti dibelakangnya sampai di rumahnya untuk minta bimbingan khusus tentang hafalan dan tajwid serta materi keagamaan lainnya,” jelasnya.

Tidak hanya itu, dia juga memotivasi agar santri Ponpes Syi’ar Islam rajin membaca dan menulis (melek literasi).


“Membaca dan menulis merupakan pintu gerbang menuju cakrawala yang luas. Seseorang yang memiliki karir cemerlang serta sukses salah satunya terinspirasi dari sesuatu yang ia baca dan ia tulis,” katanya.

Lebih lanjut, pada kesempatan tersebut ia juga membeberkan budaya belajar dimasanya.


“Sejumlah santri dimasaku itu kalau pelajaran riyadhushalihin dan tafsir, sebelum lanjut pelajaran berikutnya maka materi sebelumnya sudah dihafal beserta terjemahannya, itu terbukti ketika giliran untuk mengulanginya tidak melihat buku lagi alias buku ditutup. Itu tanda keseriusan dalam belajar,” pungkasnya.


Usai menuturkan motivasinya Abd. Halim Amsur lanjut menyerahkan hadiah kepada masing-masing 1 (satu) orang santri putra dan putri yang tetap mempertahankan budaya belajar tersebut.

Penulis : Kasmir

0 Comments