Membaca Peta Kondisi Politik Terkini di Indonesia, Dinamika Pemilu dan Isu-Isu Strategis

ilustrasi by indonesiana

UJARANCOM, OPINI4 September 2023. Episode terakhir belakangan ini, dinamika politik telah menciptakan gejolak yang cukup signifikan di antara partai politik dan pemimpin nasional. Mari kita cek satu persatu tahapan dan poin-poin yang membuat public cukup menikmati menuju puncak pesta Demokrasi lima tahunan ini.

Persiapan Pemilihan Umum 2024

Fokus utama politik Indonesia saat ini adalah persiapan menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan menentukan pemilihan presiden dan parlemen. Partai politik parlemen seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kini dalam satu koalisi mengusung bakal calon presiden Ganjar Pranowo.

Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN) kini juga ikut tergabung dalam Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama dengan Partai Kebangkitan Bangsa. Bahkan sebelum PKB memutuskan untuk cabut dari koalisi, koalisi tersebut berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju. Nama yang identik dengan kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin 2019-2024.

Koalisi perubahan untuk persatuan (KPP) Partai Nasional Demokrat (NASDEM) bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) cukup lama dekat kandas ditengah jalan hingga akhirnya Nasdem memutuskan akan mengusung Anies-Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB yang tak lain adalah anggota koalisi Indonesia Maju. Keputusan tersebut secara otomatis memberi ruang Nasdem dan PKB saat ini berkoalisi. Dan mengubah peta koalisi baru.

Partai Demokrat kini telah mulai mempersiapkan diri dengan membentuk koalisi dan merumuskan strategi kampanye melalui konferensi pers yang diutarakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Menariknya, walau tak setajam Demokrat, PKS kini mulai terlihat goyah apakah akan ikut Nasdem, ataukah ikut Demokrat atau akan membangun Koalisi sendiri?

Bisa saja PPP dikondisi ketidakpastian menjadi Bacawapres Ganjar Pranowo mleihat peluang ini lalu membentuk koalisi baru bersama PKS dan Demokrat. Atau malah bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju. Juga kemungkinan bisa bergabung dengan Nasdem-PKB walaupun kemungkinan itu saat ini terbaca oleh publik masih sangat tipis. Tapi sebelumnya siapa sangka, PKB dan Nasdem akan berkoalisi?

Persaingan Kuat Para Tokoh

Sejumlah tokoh politik potensial telah muncul, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dan nama yang telah lama mengisi kurasi Capres, Prabowo Subianto. Hingga tulisan ini ditulis, ketiga nama ini mengrucut cukup kuat untuk bertarung dalam Pilpres mendatang. Ketiga tokoh ini kini telah membuka berbagai opsi agar Cawapres kia mendekat begitupn sebaliknya.

Ketiganya cukup sering dejat dengan berbagai Cwapres potensial. Namun, pola tersebut makin kelihatan jelas setalah Anis Basweedan memilih Cak Imin menjadi cawapresnya. Kini Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto seakan saling bertahan, meunggu siapa yang lebih dulu akan mengumunkan Cawapresnya. Tentu berdampak signifikan soal waktu dan siapa atau momen mana yang tepat untuk mengumunkan Cawapresnya. Walai gebetannya kini makin keliatan akan dominan kemana.

Dilevel pembahasan Cawapres, selain Cak Imin yang sementara kini telah bersanding dengan Anies. Ada Sandiaga Uno yang kini menjadi Ketua Bappilu PPP, Erick Tohir Menteri BUMN yang santer dikabarkan direkomendasikan oleh PAN. Bergabungnya Golkar ke Koalisi Indonesia Maju juga membuka peluang Airlangga Hartarto masuk bursa Cawapres. Juga ada nama anak Mantan Presiden RI SBY yang kini mejadi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dan Presiden PKS, Ahmad Syaikhu. Diluar tokoh dan usulan partai mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang kini menjadi anak buah Airlangga Hartarto di Partai Golkar. Mereka telah menjadi fokus perhatian media dan pemilih.

Arah Partai Baru

Selain partai politik utama ada beberapa partai politik non parlemen, seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Perindo dibawah kendali penuh Hary Tanoe salah satu konglomerat di Tanah Air. PBB juga cukup mengambil peran dengan bergabung ke koalisi Indonesia maju. Dan cukup ikut meramaikan dinamika politik ada Partai Gelora dibawah kendali tokoh seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah.

Lain halnya dengan, Partai Hanura, Partai Buruh, Partai Garuda, Partai Ummat dan Partai PKN yang kini dikomandoi mantan Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum tak cukup kuat terliat dikacamata publik mengambil peran dalam penentuan Capres-Cawapres. Partai ini terlihat adem dalam pembahasan media, namun patut dinanti siapa sangka partai-partai ini berusaha memperkenalkan alternatif politik dan merebut perhatian pemilih muda atau dengan kata lain focus pada Parlemen.

Isu-isu Penting

Dalam kondisi politik yang semakin memanas, beberapa isu penting telah muncul sebagai pusat perdebatan. Isu-isu tersebut antara lain adalah pemberantasan korupsi, perbaikan ekonomi, lingkungan, dan hak asasi manusia. Masyarakat Indonesia semakin memperhatikan pemimpin yang mampu mengatasi masalah-masalah ini.

Sam halnya, polaritas politik masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Perpecahan dan konflik antarpendukung partai politik berlanjut, dan kedewasaan politik menjadi sangat penting dalam mengatasi ketegangan saat ini dan dimasa mendatang.

Pentingnya Partisipasi Pemilih

Dalam menghadapi pemilu mendatang, partisipasi pemilih adalah kunci keberhasilan demokrasi. Kampanye untuk meningkatkan kesadaran pemilih dan pendaftaran pemilih telah diluncurkan oleh banyak kelompok masyarakat sipil hingga berbagai komunitas yang mengatasnamakan diri peduli terhadap Pendidikan Politik, seperti Fraksi Muda Indonesia misalnya.

Kondisi politik terkini di Indonesia mencerminkan semangat demokrasi yang hidup dan beragam. Meskipun ada tantangan yang signifikan, seperti polarisasi politik, pemilihan umum mendatang memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk memilih pemimpin dan partai yang mereka yakini dapat mewakili dan memajukan kepentingan mereka. Dengan tingkat partisipasi yang tinggi dan kedewasaan politik yang semakin berkembang, Indonesia dapat melanjutkan perjalanan demokratisnya menuju masa depan yang lebih cemerlang.

 

 


Penulis : Nurhidayatullah B. Cottong, Ketua Umum Fraksi Muda Indonesia


0 Comments