Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar, Lebih Aman Jika Beroperasi di Kampus? Ini Analisa Pengamat

Kasus mencengangkan terungkap di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan. Polisi berhasil membongkar pabrik uang palsu yang beroperasi di lingkungan akademik, dengan barang bukti senilai Rp 446.700.000 dalam pecahan Rp 100 ribu.
UJARAN.CO.ID, MAKASSAR – Kasus mencengangkan terungkap di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan. Polisi berhasil membongkar pabrik uang palsu yang beroperasi di lingkungan akademik, dengan barang bukti senilai Rp 446.700.000 dalam pecahan Rp 100 ribu.

Kepala UPT Perpustakaan UIN Alauddin, Dr. Andi Ibrahim, diduga kuat menjadi otak di balik kasus ini. Dengan latar belakang akademik yang terhormat, ia mengejutkan publik setelah namanya terseret sebagai dalang jaringan uang palsu yang diedarkan di wilayah Gowa dan Mamuju.

Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, menyatakan kasus ini bermula dari penangkapan seorang pelaku di Kecamatan Pallangga, Gowa, yang kedapatan menggunakan uang palsu senilai Rp 500 ribu untuk transaksi. Penyelidikan kemudian membawa polisi ke kampus, tempat mereka menemukan mesin cetak uang palsu.

Menurut pengamat keberadaan pabrik uang palsu di lingkungan kampus menjadi ironi besar. Kampus sebagai pusat pendidikan seharusnya menjadi garda terdepan dalam menciptakan generasi berintegritas. Namun, keterlibatan seorang akademisi bergelar doktor dalam kasus ini memunculkan pertanyaan besar terkait moralitas dan pengawasan internal kampus.

Analisis awal menyebutkan bahwa pemanfaatan kampus sebagai lokasi ilegal karena dianggap aman dari kecurigaan. 

“Mungkin Kampus dianggap kerap menjadi tempat bebas akses bagi pelaku kriminal karena citranya sebagai lembaga pendidikan, yang bersih” kata Kasmirullah Amrin. Rabu (18/12/24)

Selain uang palsu, polisi juga menyita sejumlah alat produksi. “Kami temukan mesin cetak uang palsu di lokasi,” ujar Reonald. Polisi menduga uang ini dirancang untuk disebarkan secara luas, khususnya di kawasan Sulsel.

Kasus ini menimbulkan keprihatinan di kalangan mahasiswa UIN Alauddin. Beberapa menyebut skandal ini sebagai citra buruk kampus. “Kami berharap kasus ini diusut tuntas, agar tidak mencoreng nama baik universitas,” kata salah satu mahasiswa.

Hingga kini, polisi masih mendalami jaringan yang terlibat. Kapolda Sulsel dijadwalkan memberikan pernyataan resmi dalam waktu dekat terkait perkembangan kasus ini.

Peristiwa ini menegaskan perlunya pengawasan lebih ketat di lingkungan akademik untuk mencegah penyalahgunaan institusi pendidikan demi kegiatan kriminal.

0 Comments