Buntut Pelaporan WR II UIN, WN 88 Mitra Polri-TNI Kutuk Arogansi Pengurus Sekolah Kuttab Al Fatih

UJARAN.MAKASSAR – Ketua WN 88 Mitra POLRI _ TNI Makassar, IR. ZULKIFLI. HIM. SH. MH. MSI, mengutuk keras tindakan Arogansi yang dilakukan oleh pengurus sekolah KUTTAB AL FATIH yang terletak di jalan Sultan Alauddin. Bahwa tindakan yang dilakukan terhadap keluarga besar Prof. Dr. WAHYUDDIN NARO, SH. MH, ( istri dan anak) sangat arogan.

“Ini sangat keterlaluan dan sama sekali tidak menghormati dan menghargai etika peopesional dan missi Pengajaran dan pendidikan, yang dilakukan oleh pengurus yayasan KUTTAB AL FATIH, Bahkan ketololan dan langkah arigansi, semakin sangat menjengkelkan ketika pengurus Sekolah malah melaporkan PROF. DR. WAHYUDIN NARO, ke Polrestabes Makassar.” Jelas Zulkfli Him

Ia melanjutkan, demi menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban serta menjaga aturan pemerintah pihak WN 88 meminta pada pihak terkait agar yayasan KUTTAB AL FATIH ditutup karena selain tidak memiliki ijin warga sekitar juga meminta hal sama.

“Kami dari WN. 88.MITRA POLRI- TNI Makassar meminta pada pemerintah melalui SKPD terkait serta dinas perizinan Kota Makassar untuk segera menutup yayasan KUTTUB AL FATIH karena belum memiliki izin yang sesuai dengan standar operasional serta mengganggu aktifitas warga sekitar.” Tegas ketua Dewan Rakyat Anti Korupsi (DERAK) Kota Makassar ini

Diketahui setelah hampir dua tahun beroperasi tanpa izin dan meresahkan warga, aktivitas sekolah Kuttab Al-Fatih akhirnya diprotes warga. Warga pun ramai-ramai mendatangi Kantor Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, sembari membentangkan spanduk agar sekolah ini ditutup, Kamis (16/09/2022).

Puncaknya, pada hari Selasa (14/09/2022) lalu, saat Dr. Yuspiani istri WR II UIN Alauddin Prof Wahyuddin Naro mendatangi sekolah yang tepat berada disamping rumahnya itu untuk memberi masukan agar pengelolah, atau pun pengurus dan para orang tua siswa tidak berlaku arogan dan menghargai hak-hak warga setempat.

Namun naas, Yuspiani malah dituding sebagai pihak yang bersalah lalu dikeroyok 7 orang, didorong hingga terjatuh. Bahkan anaknya yang turut menemani di TKP ikut diintimidasi. Mendengar kejadian tersebut, Wahyuddin Naro langsung keluar dari dalam rumahnya dan melabrak pelaku penganiaya keluarganya.

Buntutnya, seorang pria bernama Libra Pria Sembada (40) melaporkan Wahyuddin, ke Polrestabes Makassar atas dugaan penganiayaan.
Hal ini terungkap saat Pemerintah Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar memediasi antar Wahyuddin Naro dan sejumlah pengurus Sekolah Kuttab Al-Fatih serta warga setempat yang dihadiri Babinsa dan Pemerintah Kecamatan Tamalate.(AS)

0 Comments