UJARAN.MAKASSAR – Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Maluku, Max Marcus J Pattinama menyambangi Disbudpar Sulsel (Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan) di Gedung MULO, Kota Makassar, pada Jum’at (21/01/22) dalam rangka mempererat silaturahmi sekaligus memantapkan rencana pelaksanaan event bersama kedua daerah tahun ini. Diterima secara resmi Kadisbudpar Sulsel, Muhammad Jufri didampingi Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Bruno S Rantetana dan Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran, Teken.
Event itu bakal menyatukan kedua provinsi dengan berbagai seni dan budaya yang dimiliki. Dua pimpinan yang bergelar Professor itu kemudian menyebutnya sebagau event harmoni nusantara.
“Kita akan menggelar sebuah event kolaboratif dalam waktu dekat ini. Harmoni nusantara, jadi baik Sulawesi Selatan maupun Maluku akan menampilkan kesenian dan kebudayaan dalam satu event bersama,” ujar Prof Jufri saat ditemui di Gedung MULO
Jufri lebih awal memperlihatkan media promosi pariwisata yang dilengkapi sistem informasi berbasis digital bernama South Sulawesi Visual Trip (SSVT) bertempat di Ruang SSTIC (South Sulawesi Tourism Information Center). Dirinya kemudian mengharapkan terjalin komunikasi lanjutan yang aktif dengan masing-masing Kepala Bidang untuk membahas teknis pelaksanaan event.
Satu diantaranya ditegaskan Muhammad Jufri yakni atraksi berupa pagelaran seni dan budaya. Di samping memamerkan produk ekonomi kreatif serta destinasi wisata. Keduanya pun sepakat agar melalui event dimaksud, Maluku dan Sulsel dapat lebih mengakrabkan diri secara kekeluargaan maupun pada sisi kebudayaan.
“Masing-masing mempersembahkan atraksi seni dan budaya. Misalnya kita ada Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar, di Maluku ada Ambon, Noaulu, dan Kei adalah suku yang mewarnai Indonesia ini dengan sejuta potensi kesenian, dan kebudayaan,” ungkapnya.
Malah kalau bicara pariwisata kata putera Pulau Jampea, Kabupaten Kepulauan Selayar itu, Sulawesi Selatan maupun Maluku menyimpan potensi keindahan alam, bahari, serta wisata buatan yang amat menjanjikan. Layak jual kepada calon wisatawan nusantara dan juga wisatawan mancanegara.
Karenanya kolaborasi melalui event itu diyakini akan mendongkrak promoai dan pemasaran pariwisata. Pasalnya, Jufri tidak pernah melupakan asosiasi pariwisata untuk ikut ambil bagian dalam semua urusan kepariwisataan.
“Iya, pasti kita libatkan juga PHRI, HPI, GIPI, terus ASITA, ASTINDO, AHLI, LSP dan semua asosiasi pariwisata di Sulawesi Selatan. Saya yakin Dinas Pariwisata Provinsi Maluku akan melakukan hal sama,” ujarnya.
Hal lain disiapkan Jufri terkait kaborasi kedua daerah yakni storytelling untuk membangkitkan sejarah bersatunya masyarakat Maluku dalam persaudaraan. Tercipta melalui perundingan yang diwadahi Jusuf Kalla di Malino, Kabupaten Gowa.
“Mudah-mudahan bisa kita buatkan prasasti mengenai sejarah Ambon yang ditandai perundingan pak JK di Malino. Ini kan bisa jadi destinasi wisata dan terus mengingatkan kita agar kita menjaga nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan, seperti halnya kolaborasi dna sinergitas yang kita bangun dengan Maluku,” harapnya.
Teken selaku Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Disbudpar Sulsel mengatakan, saat ini ada tiga orang bergelar Professor yang menduduki jabatan Kepala Dinas Pariwisata di Indonesia, satu lagi ada di Pulau Sumatera. Dibenarkan Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata, Bruno S Rantetana yang juga hadir menyambut dan menerima kunjungan Prof Max di Ruang Kerja Prof Jufri.
“Saya ingat, sebelum reformasi itu ada seorang Kepala Dinas Pariwisata dari Bali dengan gelar Professor. Kalau setelah reformasi, baru 3 orang termasuk Prof Jufri dan Prof Max,” ujar Kabid asal Toraja yang karib disapa BSR.
Prof Max kemudian mengapresiasi respon Prof Jufri dan jajarannya yang akan segera membahas teknis pelaksanaan event melalui para Kepala Bidang. Menurutnya, percepatan harus segera dilakukan, mengingat pariwisata yang telah lama terpuruk akibat Pandemi COVID-19 selayaknya dibangkitkan dan digairahkan lebih cepat pula.
“Nanti kita datang lagi untuk membahas teknisnya. Hari ini juga Bapak Gubernur Maluku ada di Makassar untuk menemui Bapak Plt Gubernur Sulawesi Selatan,” ungkap Prof Max.
Menariknya, Kadis bergelar lengkap Prof. DR. Ir. DEA (Enthonobotanist) itu telah lama berteman dengan Prof. DR. Muhammad Jufri, M.Si, M.Psi, Psikolog. Start dari Claro Hotel Makassar, Max datang ke Gedung MULO dengan berjalan kaki.
Pun berjalan kaki, bertolak dari Gedung MULO ke tempat menginapnya selama berada di Makassar. Meskipun Prof Jufri memaksakan diri untuk mengantarnya dengan mobil, namun dirinya menolak.
“Saya jalan kaki kesini, jadi jalan kaki juga pulang. Dekat, tidak usah diantar, Saya bisa pulang sendiri,” pungkasnya. (Red/Acc)
0 Comments