UJARAN.CO.ID, Makassar – PT PLN (Persero) terus memperkuat komitmennya dalam menyediakan listrik yang andal dan ramah lingkungan guna mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Dalam upaya tersebut, PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) menggelar Rapat Koordinasi bersama Independent Power Producer (IPP) dan Excess Power (EP) pada Rabu (5/2).
Sebanyak 16 pimpinan IPP dan EP hadir dalam rapat yang bertujuan meningkatkan sinergi dalam pemanfaatan energi bersih untuk mendukung sektor pertanian dan industri pengolahan pangan. Langkah ini sejalan dengan visi PLN dalam mempercepat transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.
Direktur Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Madong, Karel Sampe Payung, mengapresiasi inisiatif PLNdalam mendorong penggunaan energi hijau. “Kami mengapresiasi dedikasi dan inovasi PLN dalam mendukung keberlanjutan energi hijau serta pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat,” ujarnya.
Menurut Karel, PLN telah menunjukkan kemampuannya dalam menyediakan listrik yang andal sekaligus berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Hal ini terbukti dari keberhasilan PLN dalam meningkatkan kapasitas listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) di berbagai daerah.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Budiono, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan oleh IPP dan EP, sehingga PLN dapat terus berkembang dan melayani lebih dari 4,1 juta pelanggan. “Dukungan luar biasa dari IPP, kami bisa terus berkembang,” ujarnya.
Budiono menegaskan bahwa PLN terus bertransformasi untuk mempercepat pemerataan akses listrik hingga pelosok. Hal ini bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. “PLN berkomitmen mempercepat transisi energi dan menghadirkan listrik hingga ke pelosok negeri, karena listrik dapat meningkatkan taraf hidup dan perekonomian,” ujarnya.
Dukungan PLN terhadap ketahanan pangan juga diwujudkan dengan menyediakan listrik ramah lingkungan bagi sektor pertanian. Per Desember 2024, jumlah pelanggan Electrifying Agriculture di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat mencapai 3.820 pelanggan dengan total daya terpasang sebesar 191.618 kiloVolt Ampere (kVA).
Menurut Budiono, penggunaan listrik dalam sektor pertanian telah memberikan dampak positif bagi petani. “Setelah menggunakan energi listrik, petani dapat menghemat biaya operasional dan meningkatkan kapasitas produksi,” ujarnya.
Saat ini, PLN UID Sulselrabar memiliki 14 IPP dan 2 EP dengan total daya mampu mencapai 88,71 MegaWatt (MW). Pembangkit listrik tersebut juga berkontribusi sebesar 45,7% terhadap pasokan EBT di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
Melalui berbagai langkah strategis ini, PLN terus mendorong sinergi dengan para mitra energi guna memastikan pasokan listrik tetap andal dan berkelanjutan. Ke depan, PLN bertekad mempercepat transisi energi demi menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

0 Comments