Ganas Annar MUI Sulsel Adakan FGD Bahas Kolaborasi Cegah Bahaya Narkoba


Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan mengadakan Forum Group Discussion (FGD) bertema “Kolaborasi Lintas Lembaga Menyelamatkan Umat dari Bahaya Narkoba” di Hotel Swiss-Belinn Panakukang Makassar.

UJARAN.CO.ID, MAKASSAR– Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan mengadakan Forum Group Discussion (FGD) bertema “Kolaborasi Lintas Lembaga Menyelamatkan Umat dari Bahaya Narkoba” di Hotel Swiss-Belinn Panakukang Makassar.


Ketua Umum Ganas Annar MUI Sulsel, Dr. H. Waspada Santing, menyatakan bahwa FGD ini rutin digelar untuk mengevaluasi kegiatan tahun sebelumnya dan merancang program setahun ke depan. “Sejak berdiri, kami telah bermitra dengan 12 organisasi/lembaga,” ujarnya. Ia menambahkan, Ganas Annar MUI Sulsel aktif mengadakan dialog interaktif di RRI Makassar setiap Jumat dan berharap ke depannya dapat dilakukan di luar studio bersama lembaga mitra.


Dr. Waspada Santing juga menyoroti peredaran narkoba di Sulsel yang semakin meluas dan mengkhawatirkan. “Untuk menyelamatkan umat dari narkoba, perlu kolaborasi lintas lembaga dan lintas agama,” pungkasnya. Ia menekankan pentingnya penyegaran bagi dai anti narkoba serta sosialisasi bahaya narkoba di sekolah-sekolah.


Dr. Hj. Titik Haryati, Ketua Umum Ganas Annar MUI Pusat, menegaskan urgensi menyelamatkan umat dari bahaya narkoba. “Presiden Prabowo Subianto telah mencanangkan Indonesia Bersinar (Bersih dari Narkoba),” ujarnya. Ia menekankan pentingnya mendukung pemerintah dalam memberantas narkoba demi mewujudkan generasi unggul. “Peredaran narkoba sudah sangat mengkhawatirkan dan masuk kategori kejahatan luar biasa,” ujarnya. Dr. Titik Haryati juga menekankan pentingnya upaya pencegahan, edukasi, dan informasi kepada masyarakat melalui sinergi yang dimulai dari tingkat RT. “Dalam penanggulangan kasus narkoba, diperlukan penerapan 3M: Menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” ujarnya. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyelamatkan bangsa dan berharap kehadiran Ganas Annar MUI Sulsel dapat mewujudkan Indonesia Bersinar.


Narasumber dalam FGD ini antara lain Bambang Wahyudin, S.H., M.Kes. dari BNNP Sulsel, Nur Rochsni, S.H. dari Direktorat Narkoba Polda Sulsel, dan M. Khaidir Dana Drajat, S.STP. dari Kesbangpol Sulsel. Kegiatan ini dimoderatori oleh Prof. Dr. Sukardi Weda, Wakil Ketua Ganas Annar MUI Sulsel, dengan Dr. Andi Elsa Fadhilah Sakti, S.S., M.Hum. sebagai pembawa acara.


Nur Rochani, S.H. mengungkapkan bahwa peredaran narkoba kini telah menyasar semua kalangan, termasuk siswa SD, SMP, dan petani. “Peredaran narkoba sudah sangat masif,” ujarnya. Ia menambahkan, kejahatan narkotika digolongkan sebagai kejahatan luar biasa dengan jaringan global. “Kejahatan ini menembus batas yurisdiksi negara, sehingga digolongkan sebagai kejahatan transnasional. Oleh karena itu, diperlukan ‘Perang Melawan Narkotika’,” ujarnya.


Bambang Wahyudin, Kepala Seksi Penguatan Lembaga Rehabilitasi BNNP Sulsel, menekankan pentingnya intervensi berbasis masyarakat. “Perlu penerapan masyarakat Bersinar (Bersih dari Narkoba),” ujarnya.


Dr. Waspada Santing menambahkan bahwa upaya pencegahan peredaran narkoba memerlukan berbagai strategi, termasuk membekali diri, menyisihkan waktu untuk berkolaborasi, dan berdakwah sesuai dengan objek masing-masing. “Literasi diperlukan untuk menimbulkan rasa takut masyarakat terhadap narkoba sehingga mereka dapat menjauh darinya,” ujarnya.


M. Khaidir Dana Drajat dari Kesbangpol Sulsel menyampaikan bahwa pada tahun 2024, terdapat 3.578 tersangka kasus narkoba di Sulawesi Selatan. Ia menambahkan, program “Sulsel Bersih Narkotika, Gerakan Cari Mantu Bebas Narkotika (SULSEL BERSINAR, GENCARKAN)” merupakan salah satu program prioritas pemerintah provinsi yang bekerja sama dengan BNNP Sulsel dan Kementerian Agama. “Program ini melibatkan screening dan tes urine bagi calon pengantin sebelum melangsungkan pernikahan,” ujarnya. Pada tahun 2022, sebanyak 7.715 calon pengantin mengikuti screening, dengan 2.942 di antaranya melanjutkan ke tes urine. Untuk tahun 2023, anggaran program ini ditingkatkan menjadi 3 miliar rupiah.


Kegiatan FGD ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi lintas lembaga dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya narkoba di Sulawesi Selatan.

0 Comments