![]() |
Sebanyak 80% kecelakaan kerja di Sulawesi Selatan disebabkan oleh human error, menurut data yang dihimpun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel. |
UJARAN.CO.ID, MAKASSAR – Sebanyak 80% kecelakaan kerja di Sulawesi Selatan disebabkan oleh human error, menurut data yang dihimpun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel. Hal ini menjadi perhatian utama dalam Sosialisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang digelar di Pelabuhan Makassar.
Kepala Disnakertrans Sulsel, Jayadi Nas, menegaskan bahwa kesadaran pekerja dalam menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) K3 masih perlu ditingkatkan. “Data menunjukkan bahwa 80% kecelakaan kerja terjadi karena kesalahan manusia, apakah karena kelelahan atau mengabaikan SOP,” ujarnya.
Kegiatan Sosialisasi K3 ini berlangsung di Kantor Pelindo Regional 4 Makassar, menghadirkan narasumber dari Disnakertrans Sulsel, yakni Rizal Amin dan Giawan Lussa. Kedua ahli K3 ini memberikan materi terkait penerapan standar keselamatan di lingkungan kerja, terutama bagi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) dan Tenaga Kerja Bagasi Pelabuhan.
Jayadi Nas menekankan bahwa keselamatan kerja adalah hak mendasar pekerja. “Selain menaati SOP, jangan lupa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya. Ia juga mengingatkan pekerja untuk selalu waspada dan tidak lalai dalam menjalankan tugas. “Jangan hanya menjaga keselamatan barang, tapi juga keselamatan diri Anda sendiri,” ujarnya.
General Manager Pelindo Regional 4 Makassar, Iwan Sjarifuddin, menegaskan bahwa kesadaran akan K3harus menjadi bagian dari budaya kerja di Pelabuhan Makassar. “Kami menerapkan standar internasional yang ketat untuk memastikan keamanan seluruh pekerja,” ujarnya.
Iwan menjelaskan bahwa penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah keharusan bagi setiap pekerja. “Saat berada di dermaga, wajib menggunakan helm, rompi, atau life jacket sesuai standar keselamatan,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa setiap insiden kerja harus segera dilaporkan untuk evaluasi lebih lanjut. “Setiap kecelakaan harus dilaporkan agar bisa dievaluasi dan dicegah di masa depan,” ujarnya.
Kesadaran akan K3 di Pelabuhan Makassar dinilai masih perlu diperkuat agar tidak sekadar menjadi kewajiban administratif. “Awareness tentang K3 harus menjadi kebiasaan, bukan hanya sekadar mandatory,” ujar Iwan.
Sementara itu, Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis, menegaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari komitmen Pelindo sebagai BUMN dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. “Keselamatan kerja adalah prioritas utama kami,” ujarnya.
Abdul Azis berharap pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman pekerja terhadap pentingnya aspek K3. “Kami ingin para TKBM dan TK Bagasi memahami pentingnya keselamatan kerja dan menerapkannya secara konsisten,” ujarnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi positif dari peserta yang menyatakan bahwa materi yang diberikan sangat bermanfaat. Pelindo berkomitmen untuk terus mengadakan program edukasi dan pelatihan K3 guna menciptakan budaya kerja yang lebih aman dan produktif.
0 Comments