Sebelumnya, listrik di Pulau Talaga hanya menyala selama 14 jam per hari. Namun, berkat kerjasama erat antara PLN dan Pemerintah Kabupaten Buton Tengah, listrik kini hadir sepanjang waktu, memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi warga setempat. Kehadiran listrik 24 jam diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama dalam mendukung aktivitas ekonomi dan pendidikan.
Wa Meti (34), seorang pengusaha di Pulau Talaga, mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran listrik PLN 24 jam. “Sebelumnya, saya harus menggunakan genset untuk berjualan minuman dingin. Kini, dengan listrik PLN, biaya produksi lebih murah, dan omzet saya meningkat dari Rp150 ribu menjadi Rp225 ribu per hari,” ujar Wa Meti.
Iksan (28), penjual es batu di Pulau Talaga, juga merasa terbantu dengan hadirnya listrik 24 jam. “Sebelum listrik 24 jam, es yang saya jual mudah mencair. Sekarang, saya tidak khawatir lagi, karena es bisa bertahan lebih lama,” ungkap Iksan, yang kini lebih leluasa dalam berjualan.
Dalam acara peresmian Layanan Listrik Talaga Raya pada 30 Desember 2024, Penjabat Bupati Buton Tengah, Kostantinus Bukide, memberikan apresiasi kepada PLN atas upayanya menyediakan listrik 24 jam di Pulau Talaga. “Listrik 24 jam akan mendorong perekonomian masyarakat, seperti usaha perikanan, perdagangan, dan pariwisata. Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan,” kata Kostantinus.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Budiono, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Kabupaten Buton Tengah atas kerjasamanya. “Kami berkomitmen untuk membangun infrastruktur kelistrikan yang handal dan ramah lingkungan. Meskipun harus melewati jalur laut selama 8 jam, kami tetap berusaha mewujudkan listrik 24 jam untuk masyarakat Pulau Talaga,” ujar Budiono.
Budiono juga menjelaskan pembangunan infrastruktur kelistrikan yang telah dilakukan PLN di Pulau Talaga, termasuk jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 2,6 kilometer, jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 3,6 kilometer, dan 4 unit gardu distribusi dengan total kapasitas 460 kVA. "Hingga November 2024, rasio elektrifikasi di Sulawesi Tenggara telah mencapai 99,78%, dengan rasio desa berlistrik mencapai 100%," tambahnya.
Dengan hadirnya listrik 24 jam, PLN berharap dapat terus meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan pesisir Pulau Talaga, serta mendukung kegiatan pendidikan yang lebih optimal. Program ini juga menjadi wujud nyata dari komitmen PLN untuk menghadirkan energi yang merata dan berkeadilan di seluruh penjuru Indonesia.
0 Comments