PLN Dorong Pertanian Modern, Petani Sukorejo Diuntungkan Program Electrifying Agriculture

Salah satu petani di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur mendengarkan penjelasan dari Petugas PLN terkait penggunaan kWh meter untuk mengontrol penggunaan listrik pompa air persawahan. Melalui program Electrifying Agriculture diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan penghasilan petani secara signifikan.
UJARAN.CO.ID, PONOROGO — Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) memberikan dampak signifikan bagi peningkatan produktivitas petani di Desa Sukorejo, Kecamatan Ponorogo, Jawa Timur. Melalui pemanfaatan listrik untuk pengairan sawah, petani di daerah tersebut kini lebih efisien dalam mengelola lahan pertanian.

Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, Gatot (59), mengungkapkan bahwa penggunaan pompa air listrik sangat membantu dalam menekan biaya operasional pertanian. Berkat program EA PLN, biaya pengairan sawah bisa ditekan hingga 300% dibandingkan menggunakan pompa diesel.

“Dengan pompa listrik, kami hanya mengeluarkan sekitar Rp500.000,- dibandingkan Rp1.500.000,- saat menggunakan pompa diesel. Ini jelas membantu kami meningkatkan produksi pertanian,” ujar Gatot, Rabu (16/1/2025).

Petugas PLN di Sukorejo juga aktif memberikan edukasi kepada petani terkait penggunaan kWh meter untuk mengontrol penggunaan listrik. Hal ini membuat petani lebih bijak dalam menggunakan listrik, sehingga biaya operasional bisa lebih terkendali.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa program EA dirancang untuk mendukung modernisasi sektor pertanian dengan pemanfaatan teknologi berbasis listrik. "Melalui program ini, kami ingin meningkatkan produktivitas dan penghasilan petani secara signifikan," tegas Darmawan.

Sepanjang tahun 2024, program EA PLN mencatatkan pertumbuhan pelanggan baru sebanyak 53.539 pelanggan, sehingga total pelanggan mencapai 300.535. Total daya tersambung pun mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA) dengan konsumsi listrik 6,17 Terawatt Hour (TWh).

Kasatgas Pertahanan Pangan Kementerian Pertanian RI, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, menyebut penggunaan pompa air listrik lebih hemat dibandingkan pompa berbahan bakar solar. Langkah ini dinilai mampu memperkuat ketahanan pangan di masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya, menambahkan bahwa listrik PLN melalui program EA membantu peningkatan Indeks Pertanaman (IP) padi di Ponorogo hingga mencapai IP 300. Ini menjadi bukti nyata bahwa akses listrik berpengaruh besar terhadap produktivitas pertanian.

PLN berkomitmen memastikan akses energi yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan untuk semua kalangan. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, program Electrifying Agriculture diharapkan dapat terus meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.

0 Comments