Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menegaskan komitmennya untuk memastikan setiap anak di Indonesia, termasuk anak-anak di NTT, mendapatkan pendidikan yang bermutu. “Visi pendidikan bermutu untuk semua harus terwujud. Kami berusaha memenuhi hak setiap warga negara, sesuai amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia,” ujarnya dalam acara bertajuk “Mendikdasmen Mendengar Cerita Pendidikan NTT” di Kupang, Kamis (5/12).
Menteri Mu’ti menyatakan bahwa dalam mengimplementasikan visi pendidikan bermutu, Kemendikdasmen berfokus pada pemenuhan standar nasional pendidikan, termasuk sarana-prasarana pendidikan, kualitas tenaga pendidik, serta kompetensi lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti juga menekankan pentingnya partisipasi aktif semua elemen masyarakat dalam memajukan pendidikan. Dengan prinsip gotong-royong, semua pihak di NTT diharapkan dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah akses dan kualitas pendidikan yang masih menjadi tantangan.
Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, dalam sambutannya mengungkapkan tantangan serius yang dihadapi pendidikan di NTT. Dengan lebih dari 1 juta peserta didik di 14.000 satuan pendidikan, tantangan utama adalah tingginya angka Anak Tidak Sekolah yang mencapai lebih dari 130 ribu anak. Selain itu, hasil Asesmen Nasional menunjukkan kesenjangan besar dalam aspek literasi dan numerasi, dengan hanya 22% sekolah di NTT yang mencapai kompetensi literasi minimal.
Andriko juga menyoroti kondisi geografis NTT yang terdiri dari lebih dari 500 pulau, membuat akses pendidikan menjadi masalah serius. Beberapa siswa harus menaiki mobil bak terbuka atau mencari sinyal di tempat tinggi untuk mengikuti pembelajaran daring. Ini menunjukkan perlunya kebijakan pendidikan yang lebih inklusive dan relevan dengan kondisi lokal.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi NTT telah meluncurkan program Gerakan NTT Membaca, NTT Menulis (GENTA BELIS) pada November 2024. Program ini bertujuan membangun budaya literasi di kalangan siswa SMA/SMK, yang diharapkan dapat merambah hingga tingkat SD dan SMP. Gubernur Andriko menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah daerah juga mengembangkan Kurikulum Lokal Pangan di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kurikulum ini berfokus pada ketahanan pangan dan gizi seimbang bagi generasi muda, yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
Kompetensi guru juga menjadi perhatian dalam meningkatkan pendidikan di NTT. Di provinsi ini, terdapat lebih dari 122 ribu guru, tetapi sekitar 18 ribu guru belum memenuhi standar pendidikan formal, terutama di jenjang PAUD. Untuk itu, pemerintah bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk memberikan pelatihan guru demi meningkatkan efektivitas dalam proses pembelajaran.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Mu’ti memberikan apresiasi kepada Pj. Gubernur NTT dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam meningkatkan pendidikan di provinsi ini. Abdul Mu’ti optimis bahwa dengan semangat kolaborasi lintas sektor, keterbatasan dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan pendidikan berkualitas bagi generasi muda NTT.
Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, juga memberikan laporan positif mengenai perkembangan dalam aspek literasi dan numerasi di NTT. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan provinsi ini dapat mencetak generasi yang mampu menghadapi tantangan global.
Kunjungan ini ditutup dengan sesi diskusi antara para pemimpin daerah, Kepala Dinas Pendidikan, dan pihak terkait lainnya. Berbagi pengalaman dan praktik baik di lapangan, diskusi tersebut menjadi langkah awal untuk merumuskan kebijakan yang efektif guna mengatasi tantangan pendidikan di NTT.
0 Comments