Menurut Awaluddin, kondisi anggaran yang terbatas membuat perbaikan jalan tersebut harus ditunda. “Untuk tahun 2025, tidak ada anggaran untuk perbaikan jalan itu. Sangat terbatas anggaran kami,” ujar Awaluddin.
Meski demikian, Awaluddin mengungkapkan ada niat untuk memperbaiki jalan tersebut, tetapi renovasi jembatan penghubung Desa Rajang-Letta menjadi prioritas utama. Anggaran renovasi jembatan tersebut diperkirakan mencapai sekitar Rp 8 miliar.
“Kami harus memprioritaskan jembatan karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Jika tidak segera diperbaiki, akses utama bisa ambruk,” ungkap Awaluddin.
Sebelumnya, perhatian publik tertuju pada perjuangan para siswa SMP Negeri 3 Lembang yang harus melewati jalan rusak dan berlumpur setiap hari. Video yang viral di media sosial menunjukkan siswa menggunakan seragam putih biru terjebak dalam lumpur dan saling membantu untuk melewati jalan tersebut.
Kepala Desa Rajang, Muhammad Abu, menyebut bahwa jalan Poros antar Desa Rajang-Letta adalah akses tercepat ke Letta. Jalan ini digunakan oleh anak sekolah maupun warga setiap hari sebagai jalur utama. “Jalan ini penting untuk mobilitas anak-anak sekolah dan warga. Jika jalan diperbaiki, aksesnya akan lebih cepat dan lancar,” ujarnya.
Muhammad Abu menyebut bahwa panjang jalan yang rusak mencapai sekitar 2 kilometer. Kondisi ini semakin parah saat musim hujan, yang membuat jalan penuh lumpur. Abu berharap pihak Pemkab Pinrang dapat memperbaiki jalan tersebut di tahun 2025.
“Harapan kami, akses jalan ini dapat menjadi perhatian Pemkab Pinrang, karena akan sangat membantu kegiatan masyarakat desa,” kata Muhammad Abu.
Warga setempat sangat mengharapkan perbaikan jalan agar aktivitas sehari-hari dapat berjalan lebih baik, termasuk akses ke pendidikan, transportasi, dan kegiatan ekonomi.
Hingga saat ini, Pemkab Pinrang terus menghadapi keterbatasan anggaran, tetapi masyarakat berharap agar kebutuhan infrastruktur dasar seperti jalan dapat menjadi prioritas utama dalam pembangunan daerah ke depan.
0 Comments