PLN Tekan Biaya Operasional Petani Hingga 83 Persen

Manajemen PLN tengah berdialog dengan petani di Desa Saruran, Kabupaten Enrekang terkait manfaat aliran listrik bagi kemajuan produktivitas petani.

UJARAN, Pinrang – Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) berhasil menghemat biaya operasional para petani hingga 83 persen per bulan di Kabupaten Pinrang dan Enrekang, Sulawesi Selatan. Program ini juga membuka peluang usaha petani untuk menembus pasar ekspor melalui penggunaan layanan Renewable Energy Certificate (REC).

Tahir, petani di Desa Maritengngae, Kabupaten Pinrang, mengaku pengeluaran untuk pengairan sawahnya turun drastis. Sebelumnya, ia menghabiskan 70 tabung gas tiga kilogram per bulan dengan biaya Rp2,25 juta. Kini, hanya membutuhkan Rp378 ribu untuk token listrik per bulan.

Sementara itu, Hasbi, petani bawang merah di Desa Saruran, Kabupaten Enrekang, berhasil mengurangi biaya operasional hingga 75 persen setelah menggantikan mesin diesel dengan listrik PLN. Biaya operasional per panen turun dari Rp5,2 juta menjadi Rp1,3 juta.

General Manager PLN UID Sulselrabar, Budiono, menjelaskan bahwa program Electrifying Agriculture hadir untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha pertanian. 

Saat ini, total pelanggan program EA di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat mencapai 3.693 pelanggan dengan total daya terpasang 189.867 kVA. (jj)

0 Comments