Benarkah Program Makan Bergizi Gratis Dorong Ekonomi Lokal dan Tekan Stunting?

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi bergulir di Kabupaten Blora, Jawa Tengah sejak Senin (13/1/2025). Program prioritas pemerintah ini menyasar 3.000 penerima manfaat di tahap awal, terdiri dari siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMK, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
UJARAN.CO.ID, BLORA Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi bergulir di Kabupaten Blora, Jawa Tengah sejak Senin (13/1/2025). Program prioritas pemerintah ini menyasar 3.000 penerima manfaat di tahap awal, terdiri dari siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMK, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Blora, Artika Diannita, menyebutkan bahwa satu dapur pelayanan di Blora mampu melayani 3.000 sasaran per hari. Dapur ini dilengkapi fasilitas modern dan kendaraan distribusi yang dapat mengangkut 1.050 porsi makanan sekali jalan.

Menu MBG dirancang memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan disusun oleh ahli gizi. Setiap porsi terdiri dari nasi putih, protein hewani, sayur, buah, dan susu, yang dibagikan dua kali seminggu. Produk susu dapat diganti dengan telur, tahu, atau tempe.

Pelaksana harian (Plh.) Kepala SMPN 6 Blora, Eko Adi Purwanto, menyambut positif program MBG. “Para siswa sangat antusias dan senang dengan program ini. Mereka bahkan menunggu kapan program makan gratis ini dimulai,” ujarnya.

Salah satu siswa kelas IX SMPN 6 Blora, Auffa Ulin Nuha, mengaku senang. "Masakannya enak, ada sayur, ayam, buah, dan susu. Saya habiskan semua," katanya.

Program MBG sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Tujuan utama MBG adalah menciptakan generasi unggul, menekan angka stunting, mengurangi kemiskinan, dan menggerakkan ekonomi lokal.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan alokasi dana MBG mencapai Rp71 triliun dan diproyeksikan bertambah Rp140 triliun di periode selanjutnya. Dana besar ini diharapkan dapat memberdayakan UMKM dan koperasi lokal dalam pengelolaan dapur MBG.

Program MBG juga berpotensi menciptakan ekonomi sirkular melalui pengelolaan limbah makanan menjadi kompos atau pakan maggot. Langkah ini dinilai mampu mengurangi limbah sekaligus menambah nilai ekonomi.

Petugas dapur di SPPG berasal dari warga lokal, sehingga program ini menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat. SPPG diharapkan membeli bahan pangan dari pedagang lokal untuk mengoptimalkan dampak ekonomi.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan program MBG mampu mendorong Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp4.510 triliun pada 2025. Target pemerintah adalah menjangkau 82,9 juta penerima manfaat pada 2029.

Dengan penyebaran 190 dapur MBG di 26 provinsi, termasuk di Blora, program ini diharapkan mampu menurunkan angka stunting dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan.

0 Comments