Sosok Abdul Mu'ti Calon Menteri Prabowo-Gibran

Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed

UJARAN - Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed., lahir pada 2 September 1968 di Kudus, Jawa Tengah, merupakan salah satu cendekiawan Islam terkemuka di Indonesia. Selain menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk periode 2022-2027, ia juga berkiprah sebagai Guru Besar dalam bidang Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan pengalaman panjang di dunia akademik dan organisasi, Abdul Mu'ti menjadi simbol kepemimpinan moderat yang membawa pengaruh signifikan dalam masyarakat Islam di Indonesia.

Perjalanan Akademik yang Menginspirasi 

Mu'ti mengawali pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah Manafiul Ulum Kudus (lulus 1980) dan melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Kudus, yang diselesaikannya pada tahun 1983. Setelah lulus dari Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Filial Kudus pada 1986, ia kemudian melanjutkan ke Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang dan meraih gelar sarjana pada tahun 1991.

Gelar master dalam pendidikan ia peroleh dari School of Education, Flinders University, Australia Selatan pada tahun 1997. Ia juga menambah wawasan dengan mengikuti kursus singkat tentang Governance and Shariah di University of Birmingham, Inggris pada tahun 2005, dan menuntaskan pendidikan doktoralnya di Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008.

Kepemimpinan di Muhammadiyah

Karier Abdul Mu'ti di organisasi Muhammadiyah terentang luas, dimulai sejak tahun 1994 ketika ia terdaftar sebagai anggota resmi. Pada periode 2000-2002, ia menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, yang kemudian dilanjutkan dengan posisi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah pada 2002-2006. Selama periode tersebut, ia juga memegang peran sebagai Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah (2005-2010).

Sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027, Abdul Mu'ti terus mendorong nilai-nilai Islam wasathiyah (moderat) dan pendidikan yang mencerdaskan. Perannya sangat berpengaruh dalam mengarahkan dakwah Muhammadiyah untuk tetap relevan dengan tantangan zaman.

Komitmen dalam Kancah Internasional

Baca Juga

Selain berkiprah di tingkat nasional, Abdul Mu'ti juga aktif di berbagai forum internasional. Ia pernah menjadi anggota Dewan Indonesia dan Amerika Serikat untuk Agama dan Pluralisme, serta tergabung dalam Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian. Sejak 2006, ia dipercaya sebagai salah satu penasihat di British Council London.

Sebagai cendekiawan yang moderat dan toleran, Abdul Mu'ti juga aktif dalam dialog antaragama dan menjadi figur yang penting dalam memperkuat harmoni di tengah keberagaman. Ia kerap berbicara di berbagai forum internasional untuk mempromosikan perdamaian melalui dialog lintas agama.

Menolak Jabatan Wakil Menteri Pendidikan

Pada Desember 2020, nama Abdul Mu'ti menjadi sorotan publik ketika ia menolak tawaran untuk menjadi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju. Ia menjelaskan bahwa keputusannya untuk menolak posisi tersebut didasari oleh komitmennya untuk tetap fokus di bidang dakwah dan pendidikan, serta keyakinan bahwa ia bisa berkontribusi lebih efektif dari luar pemerintahan.

Karya dan Dedikasi sebagai Penulis

Abdul Mu'ti juga dikenal sebagai penulis produktif dengan berbagai karya yang mengedepankan pemikiran Islam moderat dan inklusif. Beberapa bukunya yang berpengaruh antara lain Mengarusutamakan Wasathiyah (2018), Kristen Muhammadiyah (2009), dan Ta'awun untuk Negeri (2019). Melalui karya-karyanya, Mu'ti menyampaikan pandangan mengenai pentingnya moderasi dalam beragama dan bagaimana Islam bisa menjadi kekuatan yang mempersatukan.

Kepemimpinan dan Kontribusi dalam Pendidikan

Abdul Mu'ti dikukuhkan sebagai Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2 September 2020, yang menandai perjalanan panjangnya dalam dunia akademik. Dengan berbagai peran strategis di Muhammadiyah dan karier akademis yang cemerlang, Mu'ti terus berkontribusi dalam membangun generasi penerus bangsa yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman yang inklusif dan moderat.

0 Comments