UJARAN.GOWA – Pemilihan Mahasiswa (Pemilma) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) telah digelar beberapa hari lalu dan pada pemilihan tersebut Lembaga Penyelenggara Pemilma (LPP) selaku panitia penyelenggara menetapkan Muslimin M selaku Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA).
Namun pada saat pelantikan, nama Muslim M tidak disebut selaku Ketua DEMA FKIK UIN Alauddin Makassar untuk masa bhakti 2021-2022, melaikan muncul nama lain yakni Nabilatuzzahra. Senin (18/01/21) lalu.
Dekan FKIK UIN Alauddin Makassar, Syatirah melantik Nabilatuzzahra yang diklaim selaku ketua.
Hal tersebut menuai kontrovesi oleh sejumlah pihak. Termasuk fungsionaris dari LPP FKIK UIN Alauddin Makassar.
Ketua LPP FKIK UIN Alaluddin Makassar, Alfiqri Pramana Adiputra mengatakan bahwa pelantikan tersebut tidak sesui prosedur.
“Nabila tidak mengikuti seluruh rangkaian pemilihan yang diselenggarakan oleh LPP,” ujarnya. Jum’at (22/01/21).
Ia juga mengatakan bahwa Nabila tidak menghadiri pemaparan visi-misi.
“(Nabila) ia tidak menghadiri kegiatan pemaparan visi-misi, padahal pihak LPP telah menghubungi tetapi tidak ada respon dari Nabila. Sementara dalam rangkaian proses yang telah dijalankan LPP, itu sudah sesuai juknis. Hanya menyisihkan satu kandidat yang mengikuti hingga pemilihan yang diselenggarakan oleh LPP, yakni Muslimin M,” tuturnya.
Alfiqri juga mengaku bahwa pihak LPP DEMA FKIK UINAM tidak dilibatkan pada saat pelantikan dan pelantikan tersebut dinilai berlangsung secara dadakan dan tekesan disembunyikan.
“Pelantikan itu dilaksanakan secara dadakan dan terkesan disembunyikan karena tidak ada informasi masuk ke LPP selaku panitia penyelenggara Pemilma,” jelasnya.
Oleh sebab demikian, Alfiqri menyatakan, pelantikan yang digelar secara tepaksa diduga ada keterlibatan pimpinan fakultas.
“Kami meduga ada intervensi dan tekanan pimpinan fakultas, dalam hal ini Dekan FKIK UIN Alauddin Makassar, Syatirah. Dulu waktu masih tahapan pengurusan berkas hingga pemaparan visi-misi kandidat, Bunda Syatira masih sering buka kerang komunikasi, tapi setelah itu tidak lagi. Bahkan nomorku langsung diblokir,” tuturntnya.
Alfiqri berharap, pesta demokrasi di lingkup FKIK UIN Alauddin Makassar harus bebas dari segala bentuk intervensi.
“Campur tangan pimpinan fakultas itu ada batasnya, selama tidak mencederai demokrasi. Namun ketika melewati batas, maka ada upaya mengubur demokrasi mahasiswa,” tutupnya.
0 Comments