Baru Dibangun, Atap Puskesmas Rp 4,2 Miliar di Jombang Ambrol dan Lukai Pasien


Insiden terjadi pada Sabtu pagi (10/5/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. Plafon sepanjang 7 x 2 meter yang terbuat dari material hard board tiba-tiba runtuh akibat kondisi lembab yang menyebabkan struktur penyangga tidak mampu menopang beban.

UJARAN.CO.ID, JAWA TIMUR — Bangunan Puskesmas Perak di Kabupaten Jombang yang dibangun menggunakan anggaran sebesar Rp 4,2 miliar dari APBD 2023, kini menuai sorotan setelah atap plafonnya ambrol dan nyaris menimpa pasien.


Insiden terjadi pada Sabtu pagi (10/5/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. Plafon sepanjang 7 x 2 meter yang terbuat dari material hard board tiba-tiba runtuh akibat kondisi lembab yang menyebabkan struktur penyangga tidak mampu menopang beban.


“Pasien mengalami luka di wajah sekitar satu centimeter terkena serpihan plafon,” ujar Kapolsek Perak, Iptu Muhammad Supriyono, dikutip pada Selasa (13/5/2025).


Pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap kondisi fisik bangunan dan dugaan kelalaian dalam proses pengerjaan. Diduga kuat bahwa kualitas material dan sistem konstruksi tidak sesuai standar, terlebih karena insiden ini terjadi saat usia bangunan belum genap dua tahun.


“Malamnya hujan sangat lebat, Sabtu pagi plafon ambrol sekira pukul 06.00,” ujar Kepala Puskesmas Perak, Oisatin, kepada wartawan pada Minggu siang (11/5/2025).


Menurut Oisatin, plafon ambruk di ruang pelayanan pasien. Salah satu pasien yang tengah menjalani pengobatan mengalami luka pada pelipis dekat mata akibat serpihan plafon.


“Langsung kita tangani lukanya,” ujarnya.


Setelah mendapatkan perawatan awal, pasien yang mengalami luka kemudian dirujuk ke RSUD Jombang untuk melanjutkan pengobatan terkait penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sedang dideritanya.


Bangunan Puskesmas Perak diketahui dikerjakan oleh pihak rekanan dari CV Makmur Sentosa, yang kini menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk masyarakat dan aparat hukum. Kinerja kontraktor dinilai tidak mencerminkan kualitas yang sebanding dengan besarnya anggaran proyek.


Sejumlah kalangan meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek-proyek pembangunan fasilitas kesehatan, terutama dari aspek pengawasan teknis dan pertanggungjawaban kontraktor.


“Kami akan terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada unsur kelalaian atau pelanggaran prosedur,” ujar Iptu Supriyono.


Insiden ini menambah daftar panjang persoalan bangunan publik bermasalah yang bersumber dari APBD, yang mestinya menjadi sarana layanan publik namun justru membahayakan keselamatan warga.


Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak CV Makmur Sentosa selaku kontraktor pelaksana proyek.

0 Comments