![]() |
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menyoroti keberlanjutan investasi besar yang dilakukan oleh PT Hailiang Nova Material Indonesia di Gresik, Jawa Timur. |
UJARAN.CO.ID, Gresik – Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menyoroti keberlanjutan investasi besar yang dilakukan oleh PT Hailiang Nova Material Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Dalam kunjungan spesifik ke Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, ia mempertanyakan manfaat investasi yang mencapai lebih dari 9 miliar USD tersebut, mengingat perusahaan belum beroperasi penuh.
“Kalau memang belum bisa beroperasi, manfaatnya untuk negara ini di mana? Mengingat ada dampak lingkungan yang sudah dihasilkan dari proses pengerjaannya,” ujarnya.
Novita juga menyoroti kendala yang dihadapi PT Hailiang dalam pasar domestik, di mana kebutuhan dalam negeri hanya sekitar 30 persen dari total produksi 200 ton. Ia mempertanyakan apakah sudah ada analisis menyeluruh terkait permasalahan ini, mengingat produsen kabel di Indonesia melimpah dan kebutuhan kabel dalam keseharian juga besar.
“Ini artinya hilirisasi masih belum berjalan, sementara dampak kerusakan lingkungan sudah berlangsung. Cita-cita hilirisasi manufaktur sepertinya hanya tagline saja,” ungkapnya.
Selain itu, Novita menyoroti besaran investasi teknologi dalam operasional pabrik PT Hailiang. Saat kunjungan sebelumnya, ia melihat bahwa proses produksi di pabrik hampir sepenuhnya dijalankan oleh teknologi, tanpa keterlibatan tenaga manusia. Namun, dalam pemaparan, belum dijelaskan berapa persentase penggunaan teknologi dalam ekosistem usaha tersebut.
“Saya pernah ke pabrik Hailiang, dan saya melihat sendiri bahwa hampir tidak ada manusia dalam proses produksinya, semuanya sudah otomatis. Ini tadi belum dipaparkan, mungkin dari pihak PT Hailiang bisa menjelaskan persentase penggunaan teknologi dalam ekosistem usahanya,” ujarnya.
Dengan investasi besar yang telah digelontorkan, Novita berharap PT Hailiang bisa segera memberikan manfaat konkret bagi perekonomian Indonesia, baik dalam penciptaan lapangan kerja, optimalisasi pasar dalam negeri, maupun kontribusi terhadap industri nasional.
“Kami berharap PT Hailiang dapat segera memberikan manfaat nyata bagi perekonomian Indonesia,” tutupnya.
PT Hailiang Nova Material Indonesia diketahui berencana memproduksi foil tembaga electrodeposit untuk kendaraan listrik bertenaga baterai litium dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun yang terbagi dalam dua fase dan diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja 1.920 orang.
Namun, hingga kini, perusahaan tersebut belum beroperasi penuh, sehingga manfaat ekonominya bagi negara masih dipertanyakan. Selain itu, dampak lingkungan dari proses pengerjaan pabrik juga menjadi perhatian serius.
Novita menegaskan perlunya penanganan serius dari proses hilirisasi yang terhambat oleh Kementerian Perindustrian. Ia berharap ada langkah konkret untuk memastikan investasi besar seperti ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan lingkungan Indonesia.
0 Comments