Waspada, BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Potensi Banjir Lahar Hujan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan mengenai potensi banjir lahar hujan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ancaman ini meningkat seiring datangnya musim hujan dan pengaruh fenomena La Nina yang memicu cuaca ekstrem, Senin (18/11/2024).

UJARAN.CO.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan mengenai potensi banjir lahar hujan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ancaman ini meningkat seiring datangnya musim hujan dan pengaruh fenomena La Nina yang memicu cuaca ekstrem, Senin (18/11/2024).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, banjir lahar hujan terjadi saat material vulkanik dari erupsi gunung berapi bercampur dengan air hujan, menciptakan aliran yang dapat menutup permukiman dan membahayakan jiwa. 

“Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari bantaran sungai yang mengalir dari lereng gunung erupsi,” katanya di Jakarta.

Fenomena La Nina, yang memperkuat curah hujan hingga 20-40% di sebagian besar wilayah Indonesia, diperkirakan berlangsung hingga April 2025. Dwikorita menyebutkan bahwa material vulkanik yang tertinggal di lereng gunung akan semakin berisiko menjadi banjir lahar hujan jika hujan lebat terjadi.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, wilayah NTT sudah mulai memasuki awal musim hujan, dengan wilayah sekitar Gunung Lewotobi diprediksi baru akan menerima hujan intensif pada akhir November. Curah hujan di beberapa wilayah NTT tercatat meningkat, termasuk di Stasiun Meteorologi Gewayantana Flores Timur sebesar 31,4 mm/hari.

Selama 10 hari ke depan, prakiraan cuaca di NTT menunjukkan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa daerah seperti Manggarai, Ngada, Sikka, Alor, dan Timor Tengah Utara. BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir lahar hujan di kawasan tersebut.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menyebutkan bahwa dinamika atmosfer lokal dan suhu muka laut yang hangat di sekitar Indonesia turut memperkuat pembentukan awan hujan. Potensi hujan lebat juga terdeteksi di wilayah lain, termasuk Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, sehingga kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem perlu ditingkatkan

0 Comments