UJARAN.CO.ID, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak La Nina Lemah yang diperkirakan akan meningkatkan curah hujan di Indonesia pada akhir tahun 2024 hingga awal 2025. Fenomena ini dapat berpotensi menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan puting beliung di banyak wilayah.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa fenomena ini akan membawa dampak signifikan terhadap kondisi cuaca, terutama bagi wilayah yang rawan bencana. La Nina Lemah bisa menyebabkan curah hujan yang ekstrem, memicu bencana banjir bandang dan bencana lahar hujan di area sekitar gunung berapi yang sedang atau baru saja meletus.
BMKG memperkirakan sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya yang berada di perbukitan, lereng gunung, dan bantaran sungai, berisiko tinggi terkena bencana alam. "Kami meminta masyarakat di daerah-daerah tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan, karena fenomena ini berpotensi menambah frekuensi bencana alam selama musim hujan," ujar Dwikorita.
Dampak buruk lain dari fenomena ini adalah terjadinya tanah longsor, yang dapat merusak infrastruktur dan mengancam keselamatan warga. Di samping itu, angin kencang dan puting beliung juga berpotensi terjadi, memperburuk kondisi cuaca ekstrem yang dihadapi oleh banyak wilayah Indonesia.
BMKG memperingatkan, fenomena La Nina Lemah ini dipicu oleh penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, yang mempengaruhi pola curah hujan secara global. Hal ini berdampak langsung pada wilayah Indonesia yang akan menerima curah hujan lebih tinggi dari normal. Beberapa daerah, terutama Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, berisiko mengalami curah hujan sangat tinggi.
Dengan memperkirakan curah hujan tahunan lebih dari 2.500 mm per tahun di 67% wilayah Indonesia, BMKG mendesak agar semua pihak bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yang ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi. Risiko bencana tersebut tidak hanya mengancam kehidupan manusia, tetapi juga dapat merusak ekosistem dan mempengaruhi sektor-sektor penting seperti pertanian dan infrastruktur.
La Nina Lemah juga meningkatkan risiko banjir lahar hujan, yang terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanik, berpotensi membanjiri daerah sekitar gunung berapi. Bencana ini menjadi ancaman serius di beberapa daerah dengan gunung berapi aktif. Oleh karena itu, mitigasi dan kesiapsiagaan menjadi sangat penting untuk mengurangi dampak negatif dari fenomena ini.
BMKG menghimbau agar pemerintah, masyarakat, dan semua sektor terkait meningkatkan koordinasi dan persiapan dalam menghadapi dampak buruk dari La Nina Lemah. Langkah-langkah mitigasi yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya bencana besar yang merugikan banyak pihak.
0 Comments