PLN Ubah Lahan Kritis Jadi Produktif dengan Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Pertanian Terpadu


Upaya pengembangan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu yang diinisiasi oleh PT PLN (Persero) melalui sub holding PT PLN Energi Primer Indonesia bakal mengubah lahan yang sebelumnya kritis menjadi lebih produktif. Keterangan foto: Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono (kedua dari kanan), Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso (kiri), Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara (kanan), dan Penjabat Sementara Bupati Tasikmalaya, Yedi Rahmat (kedua dari kiri).

UJARAN, Tasikmalaya – PT PLN (Persero) melalui _sub holding_ PT PLN Energi Primer Indonesia memulai program pengembangan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu yang akan mengubah lahan kritis menjadi hijau dan produktif. Program ini menargetkan pemanfaatan 1,7 juta hektare dari 14 juta hektare lahan kritis di seluruh Indonesia.


Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, memberikan apresiasi atas langkah PLN yang berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, dan kelompok masyarakat dalam memanfaatkan lahan kritis. 


Menurut Sudaryono, program ini akan membantu mengatasi tantangan perubahan iklim dengan memanfaatkan tanah marjinal yang sebelumnya sulit ditanami.


“Saya mengapresiasi langkah PLN. Program ini menjadi solusi untuk mengoptimalkan tanah marjinal yang tersebar di pelosok-pelosok Tanah Air,” kata Sudaryono dalam peresmian program di Tasikmalaya, Kamis (26/9).


Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa program ini akan mengubah lahan kering menjadi lebih hijau dan produktif. Dengan mengembangkan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu, program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pemanfaatan lahan kritis di Indonesia.


“Program ini akan memanfaatkan lahan kritis seluas 1,7 juta hektare untuk menurunkan emisi hingga 11 juta ton CO2e melalui co-firing biomassa,” ujar Darmawan.


Darmawan menambahkan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada pemanfaatan lahan kritis tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, dan menggerakkan ekonomi kerakyatan. 


PLN menargetkan program ini dapat melibatkan 1,25 juta masyarakat dan memberikan nilai ekonomi sebesar Rp9,5 triliun per tahun. (jj)

0 Comments