UJARAN.JAKARTA – Laporan Gerakan Anti Radikal – Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR – ITB) ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) atas dugaan pelanggaran kode etik ASN yang dilakukan Din Syamsuddin menuai polemik.
Komentar datang dari Ketua Umum DPP Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI), Andi Fajar Asti yang meminta KASN tidak menindaklanjuti laporan GAR-ITB itu.
“Saya melihat laporan GAR-ITB mengandung unsur ketidak hati-hatian sehingga sangat disayangkan langkah yang dilakukan GAR-ITB tanpa proses kajian mendalam. Dugaan laporannya sangat dangkal dan mengandung unsur mencari sensasi,” katanya, Selasa (16/2/21).
Padahal, lanjut Fajar Asti, semestinya alumni yang mengaku dari kampus ternama tersebut harus punya pemahaman yang utuh jika ingin menarik justifikasi terhadap seseorang.
Menurut Ketua HMPI itu, apa yang dilakukan GAR-ITB telah menimbulkan kebisingan publik dan berpotensi merusak citra ITB sendiri
“GAR ITB tidak menguasai point kode etik KASN dan tentu berharap KASN tidak menindaklanjuti laporan yang masuk karena seorang Din Syamsuddin tentu sangat jauh dari apa yang dituduhkan GAR ITB,” tegasnya.
Fajar Asti juga menambahkan bahwa dalam diri Din Syamsuddin mengalir darah NU dan Muhammadiyah hingga detik ini.
“Ia juga sosok akademisi dan cendekiawan sejati yang mustahil ada darah ideologi radikal. Justru beliau selalu mendorong gagasan garis tengah dan toleransi,” kuncinya. (red/pensa)
0 Comments