Paradigma Lama dan Baru Dalam Pendidikan

UJARAN.INFO – Pendidikan dimaknai sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur, yaitu mendidik/membimbing, mengajar dan melatih. Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia. Sebab di mana ada kehidupan manusia, di situ juga ada pendidikan yang saling erat kaitannya.

Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan adalah hak asasi. Pendidikan dianggap sebagai bagian dari hak dasar umat manusia yang perlu dilindungi dan tidak bisa di cabut dari setiap manusia kapan pun dan dimanapun artinya setiap orang berhak atas pendidikan yang pantas dan layak, seseorang tidak diberikan dilarang dalam mengeyam sebuah pendidikan sebab pendidikan fitrah setiap manusia untuk mencapai kedaulatan nya sebagai manusia berbeda/ manusia merdeka.

Tidak ada yang boleh yang menafsirkan kehidupan seseorang seperti : miskin atau kaya, borjouis atau proletar, mampu atau tidak mampu, orang desa atau orang kota, minoritas atau mayoritas. Perlu diketahui bahwa mendidik dan dididik merupakan perbuatan fundamental manusia. Ada yang berperan sebagai pendidik yaitu Guru  dan yang lain berperan sebagai didikan biasa disebut siswa.

Dalam dunia Pendidikan dikenal proses Hominisasi Dan Humanisasi. Pendidikan didefinisikan  sebagai humanisasi (upaya memanusiakan manusia), yaitu suatu upaya dalam rangka membantu manusia (peserta didik) agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya.

Manusia harus memiliki prinsip, nilai dan rasa kemanusiaan yang melekat pada dirinya. Manusia memiliki akal budi yang bisa memunculkan rasa atau prikemanusiaan. Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk senantisa menghargai dan menghormati harkat & derajat manusia lainnya. Memanusiakan manusia adalah tidak menindas sesama, tidak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan lainnya.

Nah saat ini era revolusi 4.0 sudah tidak asing lagi dan menjadi perbincangan hangat dikalangan akademisi, pemangku kebijakan politik, serta para otonom. Kemajuan teknologi beriringan dengan kemajuan dunia pendidikan. Seperti di Indonesia mengalami perkembangan didunia pendidikan seperti perubahan kurikulum, system serta paradigma.

Berikut perbedaan paradigma lama dan paradigma baru :

Paradigma lama pembelajaran :
1. Perilaku guru mengajar
– Transfer pengetahuan
– Sumber ilmu
– Berorientasi pada kurikulum
2. Perilaku siswa
– Pasif
– Individual
– Berbasis fakta

Paradigma baru pembelajaran :
1. Perilaku guru mengajar
– Fasilitator, motivator, mediator
– Panutan dan konsultan
– Berorientasi pada siswa
2. Perilaku siswa
– Konstruktif dan partisipatif
– Kolaboratif dan kerja sama.
– Berbasis masalah atau objek.

Untuk membangun masyarakat terdidik, masyarakat yang cerdas, maka mau tidak mau harus merubah paradigma dan sistem pendidikan. Maka yang perlu dilakukan sekarang menata kembali sistem pendidikan yang ada dengan paradigma baru yang lebih baik. Setelah memahami paradigma dan proses dalam memanusia manusia tentunya kita akan membahas mengenai penilaian dalam pembelajaran seperti :
1. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek.
2. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.
3. Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar  psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

Konsep pengajaran atau sering disebut dengan pendidikan intelektual serta konsep pelatihan atau proses pembiasaan untuk memperoleh keterampilan, mempunyai arti yang lebih sempit dibanding pendidikan, karena keduanya merupakan bagian dari seluruh proses pendidikan. Pendidikan sendiri memiliki makna yang lebih luas karena didalamnya mengandung kegiatan mendidik (mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya yang meliputi kehidupan intelektualnya, sikapnya dan keterampilannya), kegiatan mengajar (mengembangkan kemampuan berpikir/intelektualnya), dan kegiatan melatih (mengembangkan kemampuan psikomotornya). “Pendidikan adalah bekal terbaik untuk perjalanan hidup” Aristoteles

Penulis :
NUR AISYAH. S 1855041021
EKASAFITRI 1855040011
FAHIRA PURNAMA SARI 1855041008
WINALDA 1855040004

0 Comments