![]() |
Pengakuan ini diungkapkan melalui akun Instagram @opposite6890.recon, yang sejak awal konsisten membongkar kasus-kasus penipuan daring. |
UJARAN.CO.ID - Kasus dugaan penipuan donasi online kembali menggemparkan publik, kali ini menyangkut seorang warga Palestina bernama Hamzah Al-Kwaifi yang mengaku menjadi korban dari aksi penipuan berkedok penggalangan dana untuk kebutuhan air bersih warga Gaza. Hamzah menyebut bahwa dana donasi yang digalang melalui pihak Indonesia tidak pernah sampai ke tujuannya, meskipun jumlahnya hampir mencapai target.
Pengakuan ini diungkapkan melalui akun Instagram @opposite6890.recon, yang sejak awal konsisten membongkar kasus-kasus penipuan daring. Dalam unggahannya, akun tersebut menuliskan kronologi dugaan penipuan yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku bernama Frans, dan setelah ditelusuri diketahui memiliki identitas asli Tanwirul Anwar.
“Hamzah memberikan petunjuk bahwa orang tersebut mengaku bernama Frans. Setelah ditelusuri, penerima dana teridentifikasi bernama Tanwirul Anwar,” ujar akun tersebut, dikutip pada Rabu (14/5/2025).
Menurut pengakuan Hamzah, penggalangan dana yang dilakukan oleh Frans alias Tanwirul mengklaim akan disalurkan untuk menyediakan air bersih bagi warga Gaza Utara, dengan target dana sebesar USD2.000. Namun setelah dana mencapai sekitar USD1.950, pria tersebut tak kunjung mengirimkan uang tersebut kepada Hamzah.
“Padahal dana sebesar itu cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih sekitar 10.000 warga Gaza,” ujar Hamzah.
Mirisnya, saat ditanya soal kelanjutan pengiriman dana, Tanwirul justru memberikan jawaban yang mengejutkan. Ia mengaku bahwa dana donasi tersebut telah habis digunakan untuk keperluan pribadi, bahkan ia meminta Hamzah untuk membantunya menjual rumah di Cariu, Bogor, sebagai upaya mengganti uang donasi yang telah raib.
“Tanwirul Anwar mengaku dana donasi tersebut sudah habis digunakan, dan ia justru meminta bantuan Hamzah untuk menjual rumahnya di Cariu, Bogor, guna mengganti uang yang hilang,” tulis akun @opposite6890.recon.
Akun tersebut juga menyebut bahwa Tanwirul tidak bekerja sendirian. Ia diduga terlibat bersama seorang rekan bernama Haikal Wahyudin, yang kini juga tengah dicari keberadaannya. Keduanya diduga tinggal di daerah Tanjungsari, Sumedang, dengan alamat KTP yang terdaftar di Kampung Tegalracak, RT 018/07, Cariu, Bogor, Jawa Barat.
“Kami mengajak masyarakat untuk membantu menemukan pelaku dan mendesak mereka mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tulis akun tersebut sebagai penutup.
Kasus ini mendapat perhatian luas dari netizen, terutama mengingat situasi kemanusiaan di Palestina yang tengah dalam kondisi darurat. Penipuan atas nama donasi kemanusiaan dianggap sebagai tindakan yang tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga nilai moral dan kemanusiaan.
Sejumlah tokoh di media sosial mulai mendorong agar kasus ini dilaporkan ke pihak kepolisian dan ditindaklanjuti secara serius. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari otoritas penegak hukum terkait kasus ini, namun tekanan publik untuk memproses hukum para terduga pelaku semakin besar.
Donasi publik harus diawasi dengan ketat dan transparan, agar tak menjadi alat kejahatan yang justru mencederai semangat solidaritas kemanusiaan.
0 Comments