![]() |
Fenomena ini menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pekerjaan di kawasan industri seperti Cikarang. |
UJARAN.CO.ID, Bekasi – Job fair yang diselenggarakan di salah satu universitas di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menjadi sorotan publik usai diserbu lebih dari 25.000 pencari kerja. Alih-alih menjadi solusi pengangguran, kegiatan ini justru menimbulkan kepadatan luar biasa yang menyebabkan sejumlah peserta pingsan di lokasi.
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol. Mustofa, menjelaskan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi, namun tidak sebanding dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia, yaitu sekitar 3.000 posisi dari berbagai perusahaan. Ketimpangan ini menyebabkan antrean dan kerumunan sejak pagi hari.
“Iya, membeludak, tapi secara umum tertangani. Pagi sempat ada kepadatan, tapi situasi berhasil dikendalikan,” ungkap Mustofa, Selasa (27/5).
Petugas keamanan gabungan yang terdiri dari 311 personel dari Polres, TNI, Satpol PP, Dinkes, hingga Dishub dikerahkan guna mengatur kerumunan dan memberi pertolongan pertama kepada peserta yang kelelahan.
“Dari informasi, memang ada beberapa yang pingsan. Informasi dari Pak Bupati, ada lebih dari 25 ribu yang datang, sedangkan lowongannya sekitar 3.000,” tambahnya.
Catatan Kritis untuk Pemerintah dan Penyelenggara
Fenomena ini menggambarkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pekerjaan di kawasan industri seperti Cikarang. Namun, kejadian ini juga menyisakan evaluasi penting bagi pemerintah daerah dan pihak penyelenggara:
• Perencanaan teknis harus mempertimbangkan estimasi realistis jumlah pelamar.
• Manajemen crowd control dan penyediaan fasilitas kesehatan darurat wajib disiapkan secara matang.
• Sistem registrasi daring atau pra-seleksi dapat diterapkan untuk menghindari penumpukan di lokasi.
Panggilan untuk Kebijakan Ekonomi dan Industri yang Pro-Pekerja
Lonjakan pelamar kerja yang luar biasa ini juga menjadi cermin nyata tantangan ketenagakerjaan nasional, khususnya di wilayah penyangga industri. Pemerintah pusat dan daerah perlu:
• Mendorong penciptaan lapangan kerja berkualitas, bukan hanya kuantitas.
• Menyusun program peningkatan skill dan daya saing tenaga kerja lokal.
• Memperkuat kolaborasi dengan sektor swasta agar job fair menjadi ajang rekrutmen yang efektif dan aman, bukan sekadar simbolik.
Dengan perencanaan yang lebih baik, job fair di masa mendatang bisa menjadi momentum pemulihan ekonomi, bukan sekadar ajang pelampiasan keresahan akibat pengangguran.
0 Comments