Baru Dibangun, Jalan Penghubung Desa di Buleleng Bali Sudah Rusak Parah?


Jalan tersebut merupakan eks jalan ABRI Masuk Desa (AMD) yang pertama kali dibangun pada tahun 1994 silam. Seiring berjalannya waktu, jalan ini mengalami kerusakan cukup parah hingga hanya bisa dilalui oleh sepeda motor trail.

UJARAN.CO.ID, BALI — Sebuah video yang memperlihatkan kerusakan jalan di Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng viral di media sosial dan menyita perhatian publik. Dalam video berdurasi dua menit yang diunggah oleh akun Facebook Nyoman Redana Jati Meubel, warga memperlihatkan jalan yang rusak parahpadahal baru dibangun beberapa bulan lalu.


Jalan tersebut merupakan eks jalan ABRI Masuk Desa (AMD) yang pertama kali dibangun pada tahun 1994 silam. Seiring berjalannya waktu, jalan ini mengalami kerusakan cukup parah hingga hanya bisa dilalui oleh sepeda motor trail.


Pada tahun 2024, pemerintah mulai melakukan perbaikan dan pelebaran jalan yang menghubungkan Desa Pakisan dan Desa Tambakan di Kecamatan Kubutambahan. Namun, hasil perbaikan jalan ini justru menjadi sorotan karena cepat mengalami kerusakan.


Pihak kontraktor berdalih bahwa pekerjaan tidak selesai tepat waktu karena terkendala oleh medan ekstrem dan cuaca buruk selama pengerjaan berlangsung.


Viralnya video tersebut mendorong Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Wayan Masdana, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek pada Senin, 12 Mei 2025. Ia menyatakan bahwa jalan sebenarnya sudah pada tahap finishing, namun aspal tidak mampu menahan derasnya air hujan sehingga mengalami kerusakan.


“Setiap tikungan itu ada yang rusak. Medannya memang berat sekali. Kontraktor berjanji sudah siap memperbaiki. Buldoser mereka masih ada di sana,” ujarnya.


Masdana menegaskan bahwa pihaknya sudah menyarankan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Buleleng untuk melakukan pemantauan langsung terhadap proyek tersebut agar tidak terjadi penyimpangan dalam serah terima pekerjaan.


“Kami sarankan Dinas PU memantau langsung. Kalau belum sesuai spesifikasi, jangan diterima dulu. Itu masih tanggung jawab kontraktor,” ujarnya.


Pihak kontraktor sendiri telah bertemu langsung dengan Komisi II DPRD Buleleng dan menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan perbaikan jalan sesuai standar teknis yang berlaku.


“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kontraktor. Mereka berjanji akan memperbaiki kerusakan yang ada dan memastikan proyek ini sesuai dengan rencana awal,” ujarnya.


Masdana juga berharap agar masyarakat tetap bersabar dan terus mengawal proyek infrastruktur di wilayah pedesaan agar benar-benar memberi manfaat jangka panjang. Ia juga meminta agar pengawasan terhadap proyek infrastruktur di Buleleng terus diperketat.


“Kami ingin hasil pembangunan ini benar-benar dinikmati oleh masyarakat, bukan hanya proyek seremonial semata,” ujarnya.


Sementara itu, warga berharap agar proyek ini tidak berhenti di tengah jalan dan pemerintah daerah memastikan kualitas pekerjaan agar tidak terulang hal serupa di masa depan.

0 Comments