Kolam Kedubes AS Berubah Merah Darah, Greenpeace Protes Penjualan Senjata ke Israel


Aksi mengejutkan dilakukan oleh Greenpeace Inggris pada Kamis, 10 April 2025.

UJARAN.CO.ID - Aksi mengejutkan dilakukan oleh Greenpeace Inggris pada Kamis, 10 April 2025. Mereka menuangkan pewarna merah darah ke kolam Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di London sebagai bentuk protes terhadap penjualan senjata Amerika Serikat ke Israel yang dinilai memperparah konflik di Gaza.


Dalam aksi dramatis itu, sekitar 300 liter cat merah ramah lingkungan dituangkan ke kolam yang berada di depan Gedung Kedubes AS. Aksi ini menyulut perhatian publik dan viral di media sosial. Para aktivis tampak membawa kotak-kotak besar bertuliskan “Stop Aiming Israel” sebelum menuangkan cat merah ke dalam kolam.


AS memicu genosida yang sedang berlangsung di Gaza, dan aksi kami adalah simbol darah yang terus mengalir akibat pengiriman senjata itu,” ujar Greenpeace International dalam pernyataan resminya.


Dalam unggahan video di akun @greenpeace, Greenpeace menegaskan bahwa aksi tersebut sebagai bentuk tekanan kepada pemerintah Amerika Serikat, yang disebut-sebut telah menyetujui penjualan militer senilai hampir US$12 miliar ke Israel sejak Januari 2025.


“Dua pertiga dari semua impor senjata Israel berasal dari Amerika Serikat, dan ini menjadikan AS bertanggung jawab atas pembantaian yang terjadi,” ujarnya.


Greenpeace juga menyoroti peran Presiden AS Donald Trump dalam mempercepat suplai persenjataan ke Israel. Organisasi ini menyebut kebijakan tersebut bertentangan dengan upaya gencatan senjata yang disepakati dunia internasional sejak Februari 2025.


Trump terus melanjutkan pengiriman senjata, padahal dunia menyerukan gencatan senjata, ini sangat tidak manusiawi,” ujarnya.


Tak hanya mengecam Amerika Serikat, Greenpeace juga menuding bahwa pemerintah Inggris turut bertanggung jawab dalam genosida di Gaza karena masih aktif mengekspor senjata ke Israel. Data Greenpeace menunjukkan bahwa sejak 2015, Inggris telah menjual peralatan militer senilai hampir £500 juta ke Israel.


“Walaupun Inggris sempat menangguhkan 30 dari 350 lisensi ekspor senjata ke Israel, nyatanya suku cadang jet tempur F-35 tetap dikirim,” ujar Greenpeace Indonesia dalam unggahan di Instagram @greenpeaceid.


Greenpeace menyayangkan sikap Inggris yang dinilai berbeda dengan negara Barat lainnya seperti Spanyol, Kanada, Belgia, dan Belanda yang sudah lebih dulu menghentikan penjualan senjata ke Israel sejak awal perang di Gaza.


“Negara-negara itu mengambil sikap jelas untuk menolak kekerasan, sementara Inggris terus berkompromi,” ujarnya.


Organisasi ini mendesak Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk segera menghentikan semua pengiriman senjata dan meninjau ulang kerja sama militer dengan Israel. Greenpeace menegaskan, selama pengiriman senjata terus berlangsung, penderitaan rakyat Palestina tidak akan berhenti.


Kolam merah darah di Kedubes AS adalah simbol suara rakyat yang menuntut keadilan untuk Gaza, kami tidak akan diam,” pungkasnya.

0 Comments