![]() |
Anggota DPR RI Fraksi PKS dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan II, Ismail Bachtiar |
UJARAN.CO.ID, Jakarta - Anggota DPR RI Fraksi PKS dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan II, Ismail Bachtiar, menyoroti ketersediaan dan stabilitas harga minyak serta beras menjelang Ramadan di daerah pemilihannya. Beliau menegaskan bahwa kebutuhan pokok tersebut masih kurang dan harganya tidak stabil, sehingga memerlukan perhatian serius dari pemerintah.
“Menjelang Ramadan, ketersediaan minyak dan beras di dapil kami masih kurang, harganya tidak stabil. Saya ingin ini diperhatikan,” ujarnya. Dalam rapat kerja dengan Kementerian Perdagangan, Kamis, (13/02/25).
Ismail juga menekankan pentingnya efisiensi anggaran yang tidak mengorbankan hak-hak tenaga honorer dan kontrak. Beliau menyarankan agar pemotongan anggaran dimulai dari level pimpinan dan fasilitas yang tidak esensial.
“Jangan sampai ada pemotongan atau pemangkasan kaitan dengan hak-hak honorer atau hak-hak tenaga kontrak. Kalau Bapak mau potong-potong, pastikan yang dikurangi dari pimpinan,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa efisiensi anggaran harus menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat kecil dan memastikan bahwa pengurangan anggaran tidak berdampak negatif pada pelayanan publik.
“Sekali lagi, efisiensi ini tujuannya adalah keberpihakan. Kami tentu sebagai bagian daripada pengawas wajib dan penting untuk menyampaikan hal ini kepada Bapak,” ujarnya.
Selain itu, Ismail mengingatkan Menteri Perdagangan untuk lebih memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat dibandingkan dengan agenda internasional.
“Yang mau saya sampaikan terkait dengan ASEAN, Australia, New Zealand, tentu hal yang begitu urgent, hal yang begitu penting kita support kita dukung. Tetapi, Pak, juga ingat ada yang jauh lebih penting daripada ini, yaitu kebutuhan dasar masyarakat” ujarnya.
Beliau berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok, terutama menjelang bulan suci Ramadan, guna meringankan beban masyarakat di daerah pemilihannya.
0 Comments