Pelaksana Pengelolaan Uang Rupiah KPW BI Sulsel, Muslimin, mengingatkan masyarakat agar tidak percaya dengan informasi yang beredar di media sosial yang menyebutkan bahwa uang asli harus dibelah untuk memeriksa keasliannya. Menurutnya, cara tersebut sangat tidak tepat dan justru dapat merusak uang yang seharusnya sah digunakan.
Sosialisasi ini dilakukan karena adanya penemuan oknum dosen yang diduga mencetak uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, sehingga BI Sulsel merasa perlu untuk turun langsung memberikan pemahaman yang benar tentang cara mengenali uang yang sah.
Muslimin mengajak para pedagang pasar dan masyarakat Gowa untuk mempraktikkan tiga cara mudah dalam memeriksa keaslian uang rupiah. Metode pertama adalah melihat; uang yang asli akan memiliki warna yang terang dan jelas pada setiap nominalnya. Selanjutnya, meraba; pada bagian-bagian tertentu, seperti pada nominal uang, akan terasa sedikit kasar. Terakhir, dengan dilihat dari belakang atau diterawang, gambar pahlawan dan gambar retroverso pada uang akan terlihat saling mengisi.
“Seringkali kami mendapatkan laporan tentang masyarakat yang ragu dengan uang yang mereka terima, dan mereka membelahnya untuk memastikan keasliannya. Padahal, itu adalah cara yang salah,” kata Muslimin. Dia menekankan bahwa uang asli tetap utuh meskipun diterawang atau dilihat secara detail.
Selain sosialisasi langsung di pasar, BI Sulsel juga mengklarifikasi adanya laporan dari masyarakat yang datang ke kantor untuk memeriksa uang yang mereka anggap palsu setelah melakukan proses pembelahan. Ternyata, uang yang mereka belah itu adalah uang asli.
Pihak BI Sulsel juga memastikan bahwa uang rupiah yang beredar di masyarakat sangat sulit untuk dipalsukan karena dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan canggih. Fitur-fitur ini tidak hanya untuk kepentingan pencegahan, tetapi juga memudahkan masyarakat untuk memeriksa keaslian uang tanpa perlu memusnahkannya.
Bank Indonesia juga menekankan pentingnya masyarakat untuk terus belajar dan memahami ciri-ciri uang rupiah asli agar bisa membedakan dengan mudah uang yang sah dan yang palsu. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk melawan peredaran uang palsu yang merugikan masyarakat dan perekonomian.
Diharapkan, dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat dapat lebih cermat dan waspada dalam mengenali uang rupiah asli. Ke depan, BI Sulsel berencana untuk memperluas jangkauan sosialisasi di berbagai wilayah lainnya, guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keaslian uang rupiah yang beredar.
“Dengan pengetahuan yang benar, masyarakat tidak akan mudah tertipu oleh informasi yang keliru atau oknum yang mencoba mengedarkan uang palsu,” tambah Muslimin.
Sebagai penutup, BI Sulsel mengajak masyarakat untuk lebih proaktif dalam melaporkan jika mereka menemui uang yang diragukan keasliannya, baik di pasar maupun di tempat lainnya, agar bisa segera ditindaklanjuti. (udin)
0 Comments