Pemberian gelar Puto Lipung Daeng Mana’i, yang berarti “disukai banyak orang,” menjadi simbol harapan masyarakat Kajang agar Danny dapat membawa persatuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Sulawesi Selatan. “Kami percaya Danny mampu menjembatani perbedaan dan menciptakan kebersamaan,” ungkap Ketua Adat Ammatoa saat menyerahkan gelar tersebut.
Dalam kesempatan itu, Danny berbagi pengalamannya selama berada di Tanah Kajang. “Saya mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam. Nilai-nilai yang diajarkan di sini sangat berharga,” kata Danny. Ia juga menyebutkan bahwa dua pesan kunci dari Ketua Adat Ammatoa, yaitu kejujuran dan mappatabe’ (penghormatan), akan menjadi pedoman dalam kepemimpinannya jika terpilih.
Danny melanjutkan bahwa kejujuran merupakan fondasi dari setiap hubungan dan interaksi sosial, sementara mappatabe’ mencerminkan penghormatan kepada sesama. “Dua nilai ini sangat penting dan akan saya bawa dalam setiap langkah dan kebijakan yang saya ambil,” tambahnya.
Dalam kunjungan yang penuh makna ini, Danny bersama rombongannya mengenakan pakaian adat Kajang, termasuk passapu dan songkok khas. Mereka juga berjalan tanpa alas kaki sebagai tanda penghormatan terhadap tradisi dan budaya masyarakat setempat.
Selama berada di Tanah Kajang, Danny mendengarkan langsung aspirasi masyarakat dan mendiskusikan rencana-rencana untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. “Jika saya diberi amanah, saya berkomitmen untuk memperhatikan kebutuhan masyarakat marginal di Bulukumba,” ucapnya.
Kunjungan ini memperkuat posisi Danny Pomanto dalam pencalonan sebagai Gubernur Sulawesi Selatan, menunjukkan dukungan luas dari masyarakat, terutama dari komunitas adat Kajang, yang merasakan kedekatan dan perhatian Danny terhadap keberagaman dan kebutuhan mereka.
0 Comments