UJARAN.JAKARTA – Menteri Keuangan Indonesia pada senin mengatakan kepada para bankir papan atas negara untuk mewaspadai risiko terhadap neraca mereka tahun ini karena berbagai risiko global, termasuk potensi krisis utang di beberapa negara.
Dalam seminar dengan para bankir, Sri Mulyani Indrawati mengatakan risiko pada 2023 antara lain inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, ketegangan geopolitik, dan prospek IMF untuk memperlambat pertumbuhan global.
Naik turunnya perekonomian kita sehat tidaknya sangat bergantung pada sektor perbankan saat ini, di tahun 2023 ini,” kata Sri Mulyani.
“Jadi kalau saya menjaga APBN, tolong jaga baik-baik bank Anda sendiri juga,” katanya seraya mengimbau para bankir untuk berpikir jauh ke depan dan tidak “terus-terusan kaget” dengan perkembangan global.
Perekonomian terbesar di Asia Tenggara berhasil menjaga stabilitas ekonomi selama tahun yang luar biasa di tahun 2022, katanya, dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap tangguh sekitar 5% di kuartal keempat, menyusul pertumbuhan 5,7% di kuartal ketiga.
Beberapa negara lain tidak berjalan dengan baik, kata Sri Mulyani, memprediksi untuk tahun ini “tidak hanya resesi tetapi potensi krisis utang di negara-negara di mana tingkat utangnya sangat tinggi”.
Dia juga memperingatkan pembagian global ke dalam blok geopolitik yang mengingatkan pada Perang Dingin.
Pemerintah Indonesia akan terus mempertahankan anggaran yang fleksibel, termasuk mengantisipasi potensi kerugian pendapatan dari moderasi harga komoditas, katanya.
Itu berhasil dengan baik tahun lalu, menteri menambahkan, mengutip defisit fiskal sebesar 2,4% dari PDB, jauh lebih kecil dari yang direncanakan, berkat pengumpulan pendapatan yang kuat dari ledakan ekspor komoditas.
Sektor perbankan Indonesia memiliki permodalan yang baik dengan rasio kecukupan modal sebesar 25,49% dan rasio kredit bermasalah sebesar 2,65% per November.
Bank sentralnya tahun lalu menaikkan suku bunga dengan total 200 basis poin dan beberapa ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini untuk membawa inflasi kembali ke target 2-4%. Inflasi Desember adalah 5,51%. (Red/Reuters)
Penulis: Muh. Ikhsan Maulana
0 Comments