Pertamina Perkuat Sistem GCG Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran dan Asta Cita


PT Pertamina (Persero) terus memperkuat tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) sebagai bagian dari dukungan terhadap 100 hari kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran dan Asta Cita dalam bidang pemberantasan korupsi. Langkah ini dilakukan dengan berbagai sistem yang terintegrasi dan komitmen yang konsisten. Foto/pertamina

UJARAN.CO.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) terus memperkuat tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) sebagai bagian dari dukungan terhadap 100 hari kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran dan Asta Cita dalam bidang pemberantasan korupsi. Langkah ini dilakukan dengan berbagai sistem yang terintegrasi dan komitmen yang konsisten.


Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan bahwa sistem GCG Pertamina telah menjadi acuan bagi banyak instansi, baik pemerintah maupun swasta. “Berbagai upaya penguatan GCG di Pertamina telah diakui dan menjadi rujukan bagi Kementerian/Lembaga, BUMN, Universitas, dan pelaku bisnis lainnya,” ujarnya.


Salah satu sistem unggulan yang menjadi perhatian adalah Whistle Blowing System (WBS) Pertamina. “Sejak 2021, WBS Pertamina telah terintegrasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan WBS Tindak Pidana Korupsi,” ungkap Fadjar. Sistem ini juga bekerja sama dengan Inspektorat Kementerian BUMN, Badan Standardisasi Nasional, dan Ombudsman RI.


Selain itu, WBS Pertamina telah mendapatkan sertifikasi ISO 37002 dalam penerapan Whistleblowing Management System. “Pertamina menjadi BUMN pertama yang memperoleh sertifikasi ISO 37002, sebuah milestone penting dalam pengelolaan pengaduan pelanggaran,” ujarnya.


Untuk menjaga efektivitas sistem, Pertamina secara aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh pekerja dan manajemen. “Kami menyelenggarakan Corporate Broadcast WBS dan sharing session Fraud Awareness melalui aplikasi Mobile Learning TRACO yang bisa diakses oleh seluruh pekerja,” jelas Fadjar.


Pertamina juga mengembangkan regulasi seperti Code of Conduct (COC) dan Conflict of Interest (COI) serta menerapkan Sistem Compliance Online (Compol) untuk memperkuat transparansi operasional. “Dengan sistem ini, kami memastikan praktik tata kelola yang baik dipatuhi di seluruh level organisasi,” tandasnya.


Fadjar menambahkan bahwa penguatan GCG sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis Pertamina. “Semua ini mendukung target Net Zero Emission 2060 dan kontribusi terhadap **Sustainable Development Goals (SDGs),” ujarnya.


Pertamina juga melakukan pelatihan bersama penegak hukum dan lembaga terkait untuk membangun sistem yang lebih kokoh. “Kerja sama ini akan membentengi Pertamina dari tindakan yang melanggar hukum,” ungkap Fadjar.


Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina berkomitmen menjadi pelopor dalam tata kelola yang transparan dan profesional. “Kami optimistis bahwa penguatan GCG akan mendukung visi pemerintah dalam pemberantasan korupsi dan mewujudkan tata kelola perusahaan yang unggul,” pungkas Fadjar.


0 Comments