Ekspor mobil setir kiri sebanyak 60 unit dari total 120 unit OMODA 5 Turbo ini, yang diproduksi oleh PT Chery Motor Indonesia, tercatat senilai Rp11,46 miliar. Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga dapat bersaing di pasar global dengan produk berkualitas. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyambut baik ekspor perdana ini dan menekankan bahwa ekspor kendaraan bukan sekadar soal penjualan, tetapi juga membangun reputasi industri otomotif Indonesia di mata dunia.
Pada tahap pertama, PT Chery Motor Indonesia mengekspor kendaraan ke Vietnam sebagai bagian dari rencana jangka panjang untuk menembus pasar global. Ekspor tersebut menjadi simbol bahwa Indonesia memiliki kemampuan dan kualitas dalam memproduksi kendaraan yang mampu bersaing secara internasional. Ekspor mobil Indonesia ke pasar global juga mencerminkan performa industri otomotif yang semakin meningkat.
Industri otomotif nasional menunjukkan performa yang menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023, produksi kendaraan bermotor roda empat Indonesia tercatat mencapai 1,39 juta unit, dengan penjualan domestik lebih dari 1 juta unit. Sementara itu, pada Januari–September 2024, industri otomotif Indonesia memproduksi 881 ribu unit kendaraan, dengan ekspor CBU mencapai 343 ribu unit dan 35 ribu unit CKD. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia menjadi salah satu pemain utama di industri otomotif Asia Tenggara.
Dengan target ekspor jangka panjang mencapai 5.000 unit mobil setir kiri ke berbagai negara, Indonesia semakin memantapkan posisinya sebagai negara dengan potensi besar di sektor otomotif. Negara tujuan ekspor utama Indonesia meliputi Vietnam, Filipina, Thailand, Arab Saudi, dan Afrika Selatan, yang semuanya menunjukkan peningkatan yang stabil dibandingkan tahun sebelumnya.
Salah satu upaya pemerintah untuk memperkuat daya saing industri otomotif Indonesia adalah melalui peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Saat ini, TKDN otomotif Indonesia mencapai 40%, dengan target jangka panjang mencapai 60%. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong keterlibatan industri kecil dan menengah (IKM) dalam rantai pasok global, sehingga memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.
Menjelang tahun 2025, tren positif di industri otomotif Indonesia diprediksi akan terus berlanjut. Produksi kendaraan diperkirakan mencapai 1,3 juta unit, dengan target ekspor 500 ribu unit CBU. Pasar-pasar potensial seperti Australia dan Timur Tengah mulai dijajaki, memberikan peluang lebih besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor kendaraan setir kiri.
Chen Chunqing, Wakil Presiden Eksekutif Chery International, menyatakan komitmen perusahaan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi global. Menurutnya, kendaraan buatan Indonesia sudah siap untuk diterima oleh pasar internasional. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk menjadi pemain utama dalam industri otomotif global.
Dukungan pemerintah terhadap sektor otomotif Indonesia juga semakin kuat. Selain kebijakan insentif pajak, pemerintah juga fokus pada pelatihan tenaga kerja dan peningkatan kualitas produk. Menteri Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan optimisme besar terhadap masa depan industri otomotif Indonesia, terutama dengan sinergi yang semakin erat antara pemerintah dan sektor industri.
Ekspor kendaraan roda empat Indonesia ke pasar global bukan hanya membuktikan kemampuan industri dalam memproduksi kendaraan berkualitas tinggi, tetapi juga menunjukkan bahwa Indonesia dapat menjadi pusat manufaktur berteknologi tinggi. Ke depan, pemerintah dan industri otomotif Indonesia diharapkan terus berinovasi dan meningkatkan kandungan lokal untuk memperkuat daya saing di pasar global.
Dengan langkah ini, Indonesia telah melaju cepat menuju panggung global, membuktikan bahwa negara ini mampu bersaing dengan pemain besar dalam industri otomotif dunia.
0 Comments