Federasi Rakyat Indonesia (FRI) menggelar demonstrasi menuntut penutupan Klinik Mata Hasanuddin di Gowa, Sulawesi Selatan |
UJARAN, Gowa — Federasi Rakyat Indonesia (FRI) menggelar demonstrasi menuntut penutupan Klinik Mata Hasanuddin di Gowa, Sulawesi Selatan, setelah muncul dugaan adanya oknum dokter yang mengabaikan pasien untuk bermain TikTok. Dugaan Mall Praktik dan berbagai pelanggaran lainnya.
Aksi demonstrasi tersebut dilakukan di depan klinik pada Senin (3/6/24), dengan massa menyerukan agar pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas.
Ketua Umum FRI, Paskal, dalam orasinya menyoroti ketiadaan respons dari pihak klinik terhadap berbagai upaya konfirmasi oleh media dan masyarakat.
“Saat kami ingin meminta penjelasan, tak satu pun pihak klinik yang tampak di pandangan mata,” ujar Paskal di tengah massa demonstran. Ia menilai, sikap ini menimbulkan kecurigaan bahwa dugaan pelanggaran pelayanan memang benar terjadi.
Selama aksi berlangsung yang dikawal ketat puluhan aparat Kepolisian Gowa, tidak ada seorang pun dari pimpinan maupun pegawai klinik yang muncul untuk memberikan klarifikasi. FRI menyatakan kecewa dengan ketidakhadiran tersebut, dan menilai klinik sengaja menghindari tanggung jawab.
"Aspirasi ini adalah aspirasi masyarakat yang merasa dirugikan," tegas Paskal.
Dalam tuntutannya, FRI meminta aparat penegak hukum (APH) untuk segera menyelidiki kasus tersebut secara tuntas. Paskal menegaskan bahwa jika tidak ada tindakan cepat, pihaknya akan melanjutkan aksi dengan skala yang lebih besar hingga ada kepastian mengenai pelayanan di klinik tersebut. Juga akan melaporkan secara langsung ke pihak yang berwenang.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Klinik Mata Hasanuddin Gowa belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan demonstrasi yang disampaikan oleh FRI. Demonstrasi yang dipimpin oleh Paskal itu menambah tekanan pada klinik yang kini menjadi sorotan publik atas dugaan malpraktik pelayanan. (jj)
0 Comments