Sejarah Undangan Pernikahan, Ternyata Begini Ceritanya Dari Cetak hingga Digital

Undangan pernikahan memiliki perjalanan panjang dari masa ke masa, dimulai sejak abad ke-14 setelah Johannes Gutenberg menemukan mesin printing-press. Penemuan ini menggantikan peran Town Crier, yang sebelumnya bertugas mengumumkan pernikahan secara lisan di jalanan kota.
UJARAN.CO.ID, JAKARTAUndangan pernikahan memiliki perjalanan panjang dari masa ke masa, dimulai sejak abad ke-14 setelah Johannes Gutenberg menemukan mesin printing-press. Penemuan ini menggantikan peran Town Crier, yang sebelumnya bertugas mengumumkan pernikahan secara lisan di jalanan kota.

Pada abad ke-16, mesin cetak berkembang lebih maju dengan pencetak berbahan timbal, meski nama tamu masih ditulis tangan. Revolusi besar terjadi pada tahun 1798 dengan ditemukannya Lithography oleh Alois Senefelder, yang memungkinkan pencetakan lebih cepat dan presisi tinggi.

Seiring berjalannya waktu, tradisi penggunaan amplop ganda diperkenalkan, menjadi bagian dari etika sosial pernikahan di abad ke-18. Saat itu, mengirim undangan melalui sistem pos menandakan status sosial tinggi, karena hanya kalangan elit yang memiliki kemampuan literasi.

Di era modern, undangan tetap mempertahankan format tradisional dengan mencantumkan nama tamu, waktu, dan lokasi acara. Namun, kemajuan teknologi menghadirkan undangan digital, menawarkan efisiensi melalui link berbasis web yang dapat dikirim dalam satu klik.

Kemudahan ini menjadi tren baru, menggantikan undangan fisik, meski desain tradisional masih dipertahankan. Undangan digital kini semakin diminati, mempermudah pasangan untuk menyebarkan kabar bahagia secara praktis.

Transformasi undangan pernikahan ini mencerminkan perkembangan teknologi sekaligus keberlanjutan tradisi yang tetap dijaga hingga kini. 

0 Comments