![]() |
Petugas PLN tengah menginput token kWh di pompanisasi sawah Desa Balang, Kabupaten Jeneponto
UJARAN.CO.ID, Jeneponto – PT PLN (Persero) terus memperkuat dukungannya terhadap program ketahanan pangan nasional melalui program Electrifying Agriculture (EA). Kali ini, PLN berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto dengan menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPLU) berdaya 5.500 Volt Ampere (VA) dan pompa sentrifugal di Desa Balang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Program Electrifying Agriculture ini bertujuan mendukung efisiensi pengairan sawah dan meningkatkan produktivitas pertanian. Penggunaan listrik dari PLN mampu menekan biaya operasional petani hingga 65 persen bahkan mencapai 85 persen dibandingkan penggunaan bahan bakar gas LPG.
Ketua Kelompok Tani Romanga Bertani, Muh. Gaptur, mengungkapkan bahwa kehadiran listrik PLN sangat membantu dalam proses pengairan sawah. Sebelumnya, ia harus menghabiskan 480 tabung gas LPG atau sekitar Rp9,1 juta per panen. Kini, dengan listrik PLN, biaya operasional turun menjadi hanya Rp3,1 juta per panen.
“Dengan adanya listrik PLN, pengairan sawah jauh lebih efektif. Saya tidak perlu lagi repot membeli dan mengantre tabung gas LPG. Penghematan biaya mencapai 65 persen,” ujar Muh. Gaptur di Desa Balang.
Hal serupa dirasakan oleh petani di Kabupaten Gowa, Syahruddin, yang menggunakan listrik berdaya 66 kiloVolt Ampere (kVA) untuk mengoperasikan pompa air di lahan pertanian seluas 200 hektare. Sebelumnya, petani hanya bisa panen sekali setahun. Kini, dengan dukungan listrik PLN, mereka bisa panen hingga tiga kali dalam setahun.
Syahruddin menambahkan bahwa sebelum menggunakan listrik PLN, petani harus mengeluarkan Rp360 juta per panen untuk membeli gas LPG. Setelah beralih ke listrik, biaya turun drastis menjadi Rp51 juta per panen. Ini berarti ada penghematan hingga Rp309 juta atau sekitar 85,8 persen.
General Manager PLN UID Sulselrabar, Budiono, menyatakan bahwa PLN berkomitmen mendukung pelaku usaha di sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan melalui program Electrifying Agriculture. Program ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan dan produktivitas petani.
“Melalui Electrifying Agriculture, kami mendorong petani untuk beralih menggunakan listrik PLN demi penghematan dan peningkatan produktivitas. Manfaat nyata sudah dirasakan, dan kami mengajak pelaku usaha lainnya untuk ikut berpartisipasi,” ujar Budiono.
Budiono menambahkan bahwa hingga Desember 2024, jumlah pelanggan Electrifying Agriculture di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat telah mencapai 3.820 pelanggan dengan total daya terpasang 191.618 kiloVolt Ampere (kVA).
Ke depan, PLN akan terus berinovasi dan meningkatkan layanan kelistrikan yang andal. Hal ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan produktivitas sektor pertanian dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
“PLN tidak hanya sekadar menghadirkan listrik, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Budiono.
0 Comments