Pemkab Sinjai Perkuat Penanganan 3.650 Anak Tidak Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Sinjai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Perencanaan, Supervisi, dan Evaluasi Layanan Pendidikan Non Formal/Kesetaraan di Aula Wisma Sanjaya, Senin (9/12/2024).
UJARAN.CO.ID, SINJAIDinas Pendidikan (Disdik) Sinjai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Perencanaan, Supervisi, dan Evaluasi Layanan Pendidikan Non Formal/Kesetaraan di Aula Wisma Sanjaya, Senin (9/12/2024). Rakor ini bertujuan untuk memaksimalkan penanganan anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Sinjai.

Acara ini dibuka oleh Pj Sekretaris Daerah (Sekda) A. Ilham Abubakar, mewakili Pj Bupati Sinjai, dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk kepala sekolah, guru, operator desa, serta perwakilan dari Pemerintah Kecamatan.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sinjai, Irwan Suaib, menjelaskan bahwa rakor ini diadakan untuk mengkoordinasikan strategi penanganan ATS secara optimal. "Kami ingin memperkuat kerja sama dengan pihak desa dan kelurahan agar proses verifikasi dan validasi anak tidak sekolah dapat dilakukan secara maksimal," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Irwan Suaib menyampaikan berbagai upaya penanganan ATS, seperti inovasi tutor Bali bolae, program orang tua angkat, serta penggunaan aplikasi Ta Sikola Si. Menurutnya, semua metode tersebut dilakukan untuk memastikan anak-anak dapat kembali mengakses pendidikan.

"Alhamdulillah, hingga saat ini, sudah ada 3.650 anak yang telah bersekolah melalui 21 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kabupaten Sinjai," ungkap Kadisdik Sinjai.

Pj Sekda Sinjai, A. Ilham Abubakar, dalam sambutannya, menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan non formal dan kesetaraan. Ia juga mengajak semua pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung anak-anak.

"Mari kita bersinergi dan berkolaborasi dalam penanganan ATS untuk menjadikan Sinjai sebagai daerah peduli pendidikan, di mana anak-anak dapat menyelesaikan pendidikan hingga 12 tahun," ujarnya.

Selain itu, A. Ilham Abubakar menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan peran aktif dari guru, kepala sekolah, serta komunitas lokal. Kolaborasi ini penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berdaya guna bagi anak-anak.

Rakor ini juga menjadi forum untuk mengevaluasi metode yang telah digunakan serta merancang strategi baru agar lebih efektif dalam mengatasi tantangan pendidikan di lapangan. Dengan sinergi semua pihak, diharapkan proses pendidikan dapat berjalan tanpa hambatan.

Melalui rapat koordinasi ini, Pemkab Sinjai menunjukkan komitmennya dalam menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan menjamin hak anak untuk mengakses pendidikan secara maksimal. Semua upaya ini bertujuan agar setiap anak dapat meraih pendidikan formal hingga tuntas, tanpa ada anak yang putus sekolah.

0 Comments