![]() |
Insiden terbaru melibatkan produksi uang palsu pecahan Rp100 ribu di Kampus UIN Alauddin Makassar. Polisi menemukan mesin cetak dan uang palsu senilai Rp446,7 juta di perpustakaan kampus. |
Selama Perang Dunia II, Nazi Jerman meluncurkan Operasi Bernhard, salah satu operasi pemalsuan terbesar di dunia. Tujuannya adalah melemahkan ekonomi Inggris dengan memproduksi jutaan poundsterling palsu. Ratusan tahanan di kamp konsentrasi Sachsenhausen dipaksa bekerja untuk mencetak uang palsu yang sulit dibedakan dari asli.
Pada 1990-an, Amerika Serikat diguncang kasus produksi dolar palsu oleh sindikat internasional. Uang palsu yang dikenal sebagai "Superdollar" diproduksi menggunakan teknologi canggih sehingga nyaris tak terdeteksi. Penyelidikan panjang oleh FBI mengindikasikan keterlibatan beberapa negara dalam pemalsuan tersebut.
Kasus uang palsu juga kerap muncul di Asia. Di China, pemalsuan yuan secara massal dilakukan oleh kelompok kriminal yang menggunakan teknologi cetak 3D. Dalam satu kasus, pihak berwenang menyita uang palsu senilai miliaran yuan dalam satu operasi besar pada 2015.
Di Indonesia, insiden terbaru melibatkan produksi uang palsu pecahan Rp100 ribu di Kampus UIN Alauddin Makassar. Polisi menemukan mesin cetak dan uang palsu senilai Rp446,7 juta di perpustakaan kampus. Kasus ini mencoreng dunia pendidikan sekaligus menunjukkan bahwa pelaku kejahatan semakin kreatif dalam memilih lokasi produksi.
Kapolres Gowa, AKBP Reonald T. Simanjuntak, mengungkapkan bahwa peredaran uang palsu di Indonesia masih menjadi tantangan besar. “Selain kasus ini, jaringan uang palsu di Indonesia sering kali berhubungan dengan kelompok lintas daerah, bahkan lintas negara,” ujarnya.
Dampak uang palsu tidak hanya merugikan individu tetapi juga melemahkan ekonomi negara. Ketika uang palsu beredar luas, inflasi meningkat, dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dapat menurun.
Untuk mencegah kasus serupa di masa depan, beberapa negara telah mengembangkan teknologi anti-pemalsuan seperti watermark, benang pengaman, dan tinta ultraviolet. Di Indonesia, Bank Indonesia terus meningkatkan fitur keamanan pada uang kertas untuk mempersulit upaya pemalsuan.
Sejarah panjang uang palsu menjadi pengingat bahwa upaya melindungi integritas mata uang harus terus diperkuat. Kasus di Kampus UIN Alauddin Makassar menjadi momentum penting untuk meningkatkan pengawasan dan menindak tegas pelaku pemalsuan.
0 Comments