Dalam peringatan Hari Listrik Nasional ke-79, PT PLN (Persero) menyoroti pentingnya PLTA Bengkok, salah satu pembangkit listrik tertua di Indonesia yang diambil alih dari pemerintah kolonial Belanda. |
UJARAN, Bandung – Dalam peringatan Hari Listrik Nasional ke-79, PT PLN (Persero) menyoroti pentingnya PLTA Bengkok, salah satu pembangkit listrik tertua di Indonesia yang diambil alih dari pemerintah kolonial Belanda. Berlokasi di Bandung, Jawa Barat, PLTA Bengkok tetap beroperasi hingga saat ini, membuktikan ketahanan infrastruktur kelistrikan Indonesia dalam mendukung kebutuhan listrik nasional.
PLTA Bengkok memiliki sejarah panjang, bermula dari masa kolonial ketika pembangkit ini dikelola oleh Belanda untuk memasok kebutuhan listrik bagi pabrik-pabrik dan jalur transportasi di sekitar Bandung. Setelah Indonesia merdeka, PLTA Bengkok menjadi salah satu aset strategis yang berhasil diambil alih pada 1945 dan dikelola oleh pemerintah Indonesia melalui PLN.
Pembangkit ini memiliki empat unit yang tersebar di dua lokasi berbeda. Di lokasi utama PLTA Bengkok, terdapat tiga unit pembangkit dengan kapasitas masing-masing 1.050 kilowatt (kW), menghasilkan total 3,15 megawatt (MW) listrik. Selain itu, ada PLTA Dago, yang berlokasi di dekatnya, dengan satu unit pembangkit berkapasitas 700 kW. Secara keseluruhan, PLTA Bengkok mampu menghasilkan listrik bersih sebesar 3,85 MW.
PLTA Bengkok menjadi bukti nyata keberhasilan Indonesia dalam mengelola aset kelistrikan warisan kolonial dan mengoptimalkannya untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Pembangkit ini mengandalkan energi air sebagai sumber tenaga, menjadikannya salah satu contoh dari pembangkit energi terbarukan yang mendukung komitmen PLN terhadap energi hijau dan ramah lingkungan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa keberadaan PLTA Bengkok mencerminkan warisan sejarah yang berharga sekaligus peran penting energi bersih dalam mendukung ketahanan energi nasional. “PLTA Bengkok adalah bukti bagaimana Indonesia mampu mengelola pembangkit energi terbarukan yang andal dan berkelanjutan sejak era kemerdekaan,” ujarnya.
Darmawan menambahkan, melalui inovasi dan pemeliharaan berkelanjutan, PLN berkomitmen untuk menjaga operasional pembangkit-pembangkit listrik tenaga air seperti PLTA Bengkok. "PLN memastikan pembangkit ini tetap andal untuk melayani masyarakat dan menjadi contoh bagi pengembangan energi hijau lainnya," kata Darmawan.
Sejak diambil alih pada 1945, PLTA Bengkok telah menjadi bagian integral dari sistem kelistrikan Jawa Barat, khususnya Bandung dan sekitarnya. Pembangkit ini tidak hanya memasok kebutuhan listrik, tetapi juga menjaga stabilitas pasokan energi, terutama saat beban puncak.
Kini, dalam era transisi energi dan fokus global pada keberlanjutan, PLTA Bengkok semakin relevan sebagai pionir dalam pemanfaatan energi terbarukan. Keberadaan pembangkit seperti PLTA Bengkok menegaskan peran penting energi bersih dalam memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat dan mendorong ekonomi lokal.
Dengan kapasitas total 3,85 MW, PLTA Bengkok dan PLTA Dago berperan dalam memenuhi kebutuhan listrik yang ramah lingkungan bagi masyarakat Bandung. Melalui pembangkit seperti ini, PLN berupaya mencapai target energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil, sejalan dengan program transisi energi nasional.
0 Comments